kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren Klaim Surrender di Industri Asuransi Jiwa Mulai Menurun


Kamis, 16 Desember 2021 / 14:12 WIB
Tren Klaim Surrender di Industri Asuransi Jiwa Mulai Menurun
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan logo perusahaan industri asuransi jiwa di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Jakarta, Rabu (1/12). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/12/2021.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat citra asuransi jiwa beberapa waktu belakangan tercoreng dengan beberapa kasus yang dialami nasabah, tampaknya hal tersebut sudah tak berpengaruh pada jumlah nasabah yang melakukan klaim nilai tebus atau surrender.

Memang, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat semester pertama tahun ini klaim surrender masih mengalami kenaikan 2,5% yoy dengan nilai Rp 43,35 triliun. Namun, di kuartal tiga kemarin klaim tersebut berangsur membaik dengan turun 11,9% yoy dengan nilai Rp 59,42 triliun.

Ketua Dewan Pengurus Harian AAJI Budi Tampubolon mengatakan bahwa saat ini sudah semakin banyak pemegang polis yang mempertahankan polisnya. Namun, ada peralihan dengan beberapa pemegang polis yang menebus polisnya hanya sebagian atau dikenal dengan istilah partial withdrawal.

Di kuartal III kemarin, catatan AAJI menunjukkan angka klaim partial withdrawal naik 22,2% yoy dengan nilai Rp 12,6 triliun. Sebagai perbandingan, angka tersebut naik dari periode sama tahun lalu yang senilai Rp 10,31 triliun.

Baca Juga: IFG Life Mulai Melayani Transfer Polis Jiwasraya Pasca Meneken Akta Pengalihan

“Kami memandang ini positif bahwa nasabah kami semakin melek asuransi, tidak membatalkan polisnya tapi cukup menarik sebagian dana investasi,” ujar Budi, beberapa waktu lalu.

Dari sisi pemain sendiri, Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila menyampaikan bahwa memang ada penurunan baik itu yang mengajukan klaim surrender maupun partial withdrawal. Sayangnya, Iwan tak menyebutkan berapa persentase penurunan tersebut.

“Dari jumlah polis yang withdrawal dan surrender mencapai sekitar 26 ribu polis, sekitar 3% dari total portofolio unitlink,” ujar Iwan kepada KONTAN, Kamis (16/12).

Iwan pun bilang bahwa salah satu faktor yang masih mempengaruhi adanya klaim tersebut ialah kebutuhan dana pemegang polis karena kondisi perekonomian. Namun, ia optimis nasabah yang mengajukan klaim surrender akan semakin menurun seiring dengan kondisi perekonomian yang membaik sehingga bisa melanjutkan polis.

Sedikit berbeda, BNI Life justru mencatat masih ada pertumbuhan jumlah klaim penebusan atau penarikan sampai dengan November 2021 lebih dari Rp 1 triliun. “Mengalami kenaikan sebesar 4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” ujar Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan.

Baca Juga: Zurich siapkan jurus mengarungi bisnis asuransi umum pada tahun depan

Adapun, jumlah polis yang melakukan penebusan atau penarikan sampai November 2021 tercatat ada 2.324 Polis. Secara rinci, 55% diantaranya berasal dari produk unitlink dan 45% sisanya berasal dari produk tradisional.

Memang, Eben tak mengetahui secara pasti alasan dari pemegang polis melakukan penebusan polisnya. Namun, ia tak menampik ada faktor dari citra negatif yang saat ini ada di kalangan masyarakat terutama untuk produk unitlink.

“Secara spesifik nasabah tidak menjelaskan mengenai alasan penebusan polis. Mungkin ada (faktor unitlink) juga,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×