kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren restrukturisasi pembiayaan multifinance kian melandai


Jumat, 27 Agustus 2021 / 15:19 WIB
Tren restrukturisasi pembiayaan multifinance kian melandai
ILUSTRASI. Penjualan mobil di salah satu pusat penjualan mobil di Tangerang, Kamis (3/12)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/03/12/2020.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren nasabah yang mengajukan restrukturisasi multifinance dinilai menunjukkan penurunan. Meskipun demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap berencana memperpanjang program tersebut seiring pandemi covid-19 yang masih berlanjut.

Berdasarkan catatan OJK hingga 19 Agustus 2021, data restrukturisasi akibat pandemi covid-19 di multifinance sebanyak 5.151.489 kontrak. Adapun, total outstanding pokok sebesar Rp 165,90 triliun dan bunga sebesar Rp 45,15 triliun.

“Sejak akhir tahun 2020 trennya sudah menunjukkan penurunan pengajuan restrukturisasi dan di 2021 sudah terlihat flat,” ujar Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W Budiawan kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.

Bambang menyampaikan bahwa meski trennya menurun, kebijakan stimulus Covid-19 ini memiliki rencana perpanjangan waktu. Kebijakan tersebut dipertimbangkan dengan mencermati perkembangan dampak ekonomi berkaitan penyebaran Covid-19 terutama di beberapa wilayah zona merah.

Baca Juga: Gabung holding ultra mikro, PNM siap turunkan bunga kredit

“Ini merupakan upaya mengoptimalkan kinerja lembaga jasa keuangan, menjaga stabilitas sistem keuangan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi pada masa pandemi Covid-19,” imbuh Bambang.

Beberapa perusahaan multifinance pun juga mengaku mengalami tren yang sama. Misalnya, Clipan Finance yang mencatat per Juli 2021 ada 49.552 kontrak yang direstrukturisasi dengan nilainya mencapai Rp 3,46 triliun.

“Pengajuan restrukturisasi di semester 1 tahun 2021 mengalami penurunan 55,4% jumlah agreement atau secara nilai outstanding pokok turun 25,4% jika dibandingkan di semester 2 tahun 2020,” ujar Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo.

Melihat catatan tersebut, Harjanto optimis bahwa di separuh kedua tahun ini akan menunjukkan angka penurunan restrukturisasi. Hanya saja, Clipan Finance tetap mengantisipasi lonjakan restrukturisasi mengingat saat ini aktivitas ekonomi sedikit terhambat akibat pembatasan kegiatan yang berlaku.

Beberapa upaya yang dilakukan perusahaan antara lain memastikan kecukupan pencadangan sebagai bentuk antisipasi penurunan kualitas kredit, konservatif dalam hal penyaluran pembiayaan baru, dan selektif dalam me-review dan memberikan persetujuan terhadap pengajuan restrukturisasi.

Baca Juga: SMF gandeng Kementerian PUPR benahi pemukiman kumuh di atas laut

Direktur Mandiri Tunas Finance William Francis juga menyampaikan bahwa saat ini program restrukturisasi di perusahaan tergolong masih stabil. Sampai periode Juli 2021, nilai restrukturisasi yang dilakukan sudah mencapai Rp 1 triliun. “Restrukturisasi yang kami berikan secara rata-rata sekitar Rp 250 miliar setiap bulan,” ujar William.

Ia pun menambahkan bahwa saat ini perusahaan terus mengikuti arahan dari OJK terkait rencana perpanjangan program ini. MTF mengaku tetap berkomitmen untuk melayani nasabah yang memang terdampak dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

“Meskipun secara kinerja keuangan, pendapatan perusahaan akan menurun, karena selama restrukturisasi kami tidak mendapatkan pendapatan,” pungkasnya.

Selanjutnya: Bisnis multifinance mulai menunjukkan perbaikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×