Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) terus melakukan diversifikasi usaha melalui perusahaan anak. Kontribusi pendapatan yang diperoleh dari bisnis anak usahanya tahun lalu tumbuh cukup apik.
Melansir laporan keuangan TUGu, Jumat (14/3), pendapatan dari usaha sewa dan penjualan kendaraan perusahaan ini yang salah satunya disumbang PT Pratama Mitra Sejati (PMS) mencapai Rp 417 miliar pada 2024, tumbuh 19% secara tahunan.
PMS memiliki tiga keran sumber pendapatan, yakni sewa kendaraan dengan nama Tugu Rent, sewa lima gedung perkantoran di Jakarta dan Surabaya, serta, layanan outsourcing jasa kebersihan dengan nama Mitra Care. Total aset perusahaan ini mencapai Rp 2,76 triliun, naik 11,68% secara tahunan.
Kontribusi dari anak usaha itu mampu membantu mendongkrak pendapatan TUGU tumbuh 29,2% tahun lalu menjadi Rp 519,85 miliar.
Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis menilai bahwa peningkatan pendapatan hingga laba di anak usaha mencerminkan TUGU berhasil melakukan diversifikasi usaha, terutama untuk mengoptimalkan pada aset hingga ekuitas yang dimiliki. "Diversifikasi usaha ini penting karena kapasitas TUGU sangat besar untuk meng-generate revenue," ujar Azis, Jumat (14/3).
Baca Juga: Bos Tugu Insurance Tatang Nurhidayat Kembali Borong Saham TUGU
Menurut Azis, PMS memiliki prospek yang positif karena mulai banyak perusahaan yang mulai mengurangi pembelian mobil dinas dan menggantinya dengan sewa.
Di sisi lain, tuturnya, ada potensi PMS pada captive market yakni penyewaan truk pengangkut BBM dan gas. Potensi pasar ini cukup besar karena banyak di perusahaan induk serta mitranya juga sudah banyak yang menggunakan sistem sewa untuk mengurangi belanja modal yang besar di awal.
Sementara itu, tak banyak perusahaan rental kendaraan yang berani bermain di segmen ini.
Secara total, TUGU memiliki ekuitas konsolidasi Rp 10,5 triliun. Hanya Rp 5,7 triliun ekuitas induk atau parent only. Tahun lalu, perusahaan ini membukukan laba bersih Rp 700,85 miliar. Pendapatan premi kotor perusahaan ini meningkat 10,73% tahun lalu menjadi Rp 8,54 triliun dan pendapatan underwriting naik 13,8% yoy menjadi Rp 2,97 triliun.
Baca Juga: Klaim Asuransi Banjir Tugu Insurance Masih Rendah, Mayoritas dari Kendaraan
Bila dirinci kenaikan premi banyak disumbang oleh segmen properti dan kebakaran yang meningkat 38,2% yoy menjadi Rp 3,81 triliun. Segmen onshore juga melesat 395% yoy dengan nilai Rp 338,76 miliar.
Azis menilai segmen properti dan kebakaran akan tetap menjadi mesin pertumbuhan TUGU pada tahun ini. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan properti properti bisnis, baik pabrik, smelter, hingga pembangkit listrik. “Faktor lainnya, tidak banyak perusahaan asuransi dengan modal yang kuat dan bermain di sektor properti dan kebakaran.” ujarnya.
Selanjutnya: Jasindo Rayakan Ramadan dengan Aksi Berbagi di Tiga Lembaga Sosial
Menarik Dibaca: Ekspansi Klinik Gigi Damessa Terus Berlanjut dengan Pembukaan Cabang Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News