Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) menilai pelemahan rupiah yang terjadi saat ini dapat berdampak pada biaya premi retrosesi yang dialihkan ke reasuransi asing.
Retrosesi adalah pelimpahan risiko asuransi dari satu perusahaan reasuransi (reasuradur) ke perusahaan reasuransi lain.
"Pelemahan rupiah berdampak pada biaya premi retrosesi ke reasuransi asing," ucap Technical Analytic and Development Group Head Tugure Andriansyah kepada Kontan, Rabu (1/10/2025).
Meskipun demikian, Andriansyah, menyampaikan dampak negatif dari pelemahan tersebut sebenarnya masih dapat dimitigasi melalui pengelolaan investasi (asset liability mismatch) atau lewat strategi keuangan lainnya.
Bagi Tugure, kata dia, efek pelemahan rupiah sejauh ini berdampak minim karena pembayaran premi retrosesi perusahaan sudah terjadwal pada setiap kuartal.
Baca Juga: MAIPARK Susun Strategi untuk Capai Target Ekuitas Minimum Rp 2 Triliun di 2028
Andriansyah menerangkan estimasi kenaikan biaya retrosesi akibat pelemahan rupiah agak sulit diprediksi, karena pricing premi retrosesi juga dipengaruhi banyak faktor teknikal dan pasar global.
Untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar dari pelemahan rupiah, Andriansyah mengatakan, Tugure akan menerapkan sejumlah strategi. Seperti memperkuat manajemen risiko nilai tukar, khususnya melalui pengelolaan aset dan liabilitas agar tetap seimbang.
Dari sisi investasi, dia bilang, Tugure melakukan penyesuaian portofolio, sehingga dapat menjadi penyeimbang atas kewajiban dalam mata uang asing.
"Selain itu, pembayaran premi retrosesi yang sudah terjadwal juga membantu meminimalkan dampak fluktuasi kurs. Di saat yang sama, kami menjaga struktur retrosesi tetap efisien, sehingga kualitas proteksi kepada mitra usaha tidak terpengaruh," tuturnya.
Untuk mendukung strategi tersebut, Tugure akan terus memperkuat kapasitas. Andriansyah mengungkapkan saat ini pihaknya masih mengandalkan pertumbuhan modal secara organik, seiring dengan kinerja dan profitabilitas perusahaan.
"Kami juga terus melakukan penguatan kapasitas internal agar dapat menahan lebih banyak risiko, serta diversifikasi portofolio bisnis guna menjaga keseimbangan risiko," ujarnya.
Melalui upaya tersebut, Andriansyah berharap kontribusi premi yang dapat ditahan Tugure di dalam negeri makin meningkat.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di situs resmi, Tugure mencatatkan ekuitas sebesar Rp 1,70 triliun, sedangkan premi retrosesi yang dibayar mencapai Rp 757,35 miliar per Agustus 2025.
Baca Juga: Indonesia Re Nilai Pelemahan Rupiah Tak Berdampak pada Premi Retrosesi
Selanjutnya: Lewat Change Makers 2025, TikTok Perluas Model Monetisasi Berbasis Komunitas
Menarik Dibaca: Hati-Hati! Ini 13 Kebiasaan Sehari-hari yang Bikin Cepat Tua Kata Ahli
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News