Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
Kehadiran asuransi umrah akan jadi peluang baru ketika kinerja industri melambat pada paruh pertama. Asosiasi mencatat, premi industri asuransi syariah turun 0,1% menjadi Rp 7,59 triliun.
Dengan begitu, ia memperkirakan asuransi umrah akan mendongkrak premi industri asuransi syariah hingga 8% pada tahun depan karena potensi jamaah yang digarap mencapai satu juta orang per tahun.
"Bila sebelumnya, pemegang polis asuransi syariah pada kisaran 5,7 juta, maka penambahan satu juta ini berarti kenaikan sekitar 17,5%," ungkapnya.
Meski demikian, kontribusi asuransi umrah masih dikaji terkait dalil pendukung perluasan atas jaminan risiko pandemi Covid-19.
Baca Juga: Ini rahasia pamerintah Arab Saudi sukses selenggarakan ibadah haji di tengah pandemi
Sementara itu, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Arfi Hatim menyatakan, pihaknya masih menunggu kepastian pemerintah Arab Saudi apakah Indonesia masuk daftar negara yang diizinkan mengikuti umrah.
"Sampai dengan saat ini, masih belum ada kepastian untuk jemaah umrah yang berasal dari Indonesia. Kebijakan Arab Saudi mengizinkan jamaah dari negara lain bergantung dari tingkat pandemi Covid-19 di negara masing-masing," jelasnya kepada Kontan, akhir September lalu.
Jika Arab Saudi membuka pintu bagi Indonesia, maka potensi bisnis Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) akan prospektif karena setiap tahun jamaah umrah Indonesia yang berhasil diberangkatkan mencapai satu juta orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News