kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Unitlink Allianz Life Catatkan Kinerja Positif pada 2023


Jumat, 19 Januari 2024 / 10:18 WIB
Unitlink Allianz Life Catatkan Kinerja Positif pada 2023
ILUSTRASI. Unitlink Allianz Life, Smartwealth Dollar World Opportunities mencatat imbal hasil (return) hingga Desember 2023 sebesar 47,76%.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) menjadi salah satu perusahaan asuransi yang mencatatkan kinerja positif terkait unitlink sepanjang 2023.

Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti mengatakan, salah satu produk unitlink offshore yang berhasil mencatatkan kinerja apik, yakni Smartwealth Dollar World Opportunities, yang berbasis mata uang dollar Amerika Serikat (AS) dengan rata-rata imbal hasil (return) hingga Desember 2023 sebesar 47,76%.

Pada unitlink onshore, Made menerangkan Smartlink Dollar Managed Fund mencatatkan kinerja yang paling menonjol dengan rata-rata imbal hasil hingga Desember 2023 sebesar 7,32%. Adapun Allianz Life saat ini memiliki 49 fund unitlink. 

"Jika dilihat berdasarkan kinerja Fund Fact Sheet Desember 2023, sebanyak 38 fund unitlink Allianz berasal dari semua kelas aset, yakni pasar uang, pendapatan tetap, campuran, hingga saham, mencatatkan kinerja positif sepanjang 2023," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (18/1).

Baca Juga: Imbal Hasil Unitlink Dollar Semakin Mekar

Menurut Made, kinerja positif itu didukung oleh inflasi global yang perlahan menurun, tingkat suku bunga di AS dan Eropa yang telah mencapai puncaknya didukung oleh indikator perekonomian yang mengarah kepada skenario (soft landing) yang mana data ekonomi perlahan termoderasi. 

"Adapun pada akhir 2023, The Fed menahan tingkat suku bunga pada pertemuan Desember dan mulai mengomunikasikan dovish stance pada meeting tersebut. Hal itu ditunjukkan pada Dot Plot The Fed proyeksi dari tingkat suku bunga Fed, yang mana The Fed akan memangkas tingkat suku bunga sebesar 75 bps pada 2024 dan 100 bps pada 2025," katanya.

Selain itu, Made menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap kuat dan risilien pada 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih terjaga, hingga inflasi yang masih sesuai dengan target Bank Indonesia (BI), mampu mendorong kinerja yang positif unitlink Allianz Life.

Made opimistis potensi kinerja unitlink akan bertumbuh pada semua kelas aset di tahun ini. Hal itu sejalan dengan kondisi optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed yang akan mendorong ketidakpastian global makin mereda. 

Baca Juga: OJK Proyeksi Premi Asuransi Jiwa Tumbuh Jadi Rp 165,92 Triliun di Tahun 2024

Made menyampaikan dalam mengelola fund, penempatan instrumen investasi Allianz disesuaikan dengan mandat strategi investasi dari masing-masing fund. Dia bilang fund manager akan memonitor secara aktif kondisi pasar dan risiko-risiko yang ada, serta melakukan perubahan alokasi jika diperlukan.

"Oleh karena itu, kami optimistis kinerja fund-fund Allianz baik yang memiliki eksposur ke obligasi dan saham akan tetap berpotensi tumbuh pada 2024. Untuk fund-fund onshore pada semester pertama akan lebih memiliki potensi pada fund–fund yang memiliki eksposur ke pasar obligasi. Untuk fund- fund yang memiliki eksposur ke pasar saham, akan cenderung naik mulai semester II-2024 dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi," tuturnya.

Sementara itu, Made menerangkan sentimen positif pada 2023 diharapkan dapat terus berlanjut pada 2024. Namun, kata dia, beberapa tantangan masih perlu diperhatikan, seperti tekanan geopolitik, kekhawatiran volatilitas harga minyak, pemilu di beberapa negara, perlambatan pertumbuhan ekonomi global, hingga masih tingginya suku bunga AS, berpotensi menjadi sentimen negatif dan berdampak pada nilai tukar hingga pergerakan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×