kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Usai Perkuat Modal, 3 Bank Ini Harus Penuhi Ketentuan Free Float dari BEI


Senin, 21 November 2022 / 16:32 WIB
Usai Perkuat Modal, 3 Bank Ini Harus Penuhi Ketentuan Free Float dari BEI
ILUSTRASI. PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR)


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir tahun, sejumlah bank harus bergegas memenuhi modal inti minimum Rp 3 triliun. Oleh sebab itu, bank bermodal cekak ini gencar melakukan rights issue maupun private placement. 

Meski memberikan dampak positif, aksi penguatan ini akan membuat kepemilikan saham publik terdilusi hingga dibawah 7,5%. Sehingga, bank harus segera bergegas memenuhi ketentuan free float bila tak ingin didepak sebagai perusahaan terbuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Surat Keputusan Direksi BEI  Nomor Kep-00101/BEI/12-2021 menyatakan jumlah saham free float paling sedikit 50 juta saham dan paling sedikit 7,5% dari jumlah saham yang tercatat. Adapun ketentuan free float saham ini merupakan salah satu syarat agar bagi emiten untuk tetap tercatat di BEI.

Pasca melakukan rights issue, terdapat beberapa bank yang harus segera memperbesar jumlah saham yang beredar di publik. PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) misalnya telah menerima setoran dana sebesar Rp 499,42 miliar dari aksi rights issue pada awal bulan.

Oleh sebab itu, Bank Ok telah memenuhi modal inti Rp 3 triliun. Namun, perseroan dan pemegang saham pengendali (PSP) akan memenuhi ketentuan terkait free float. Lantaran, saat ini jumlah saham yang beredar di publik hanya 5,74%.

Baca Juga: OJK Beberkan Manfaat Wajib Modal Inti Minimum Rp 3 Triliun bagi Bank hingga Regulator

Rencananya, APRO Financial selaku PSP Bank Ok akan melepas kepemilikan sahamnya sehingga kepemilikan publik naik menjadi 9,84%. Sedangkan kepemilikan APRO Financial turun dari 93,40% saat ini menjadi 89,31%.

“Pemenuhan free float, rencananya akan kami lakukan tahun depan. Rencananya lewat mekanisme pasar,” ujar Wakil Direktur Bank Ok Hendra Lie kepada Kontan.co.id pada Senin (21/11).

Bank Ok menegaskan akan secara konsisten meningkatkan rentabilitas yang positif atas kinerja bank melalui pertumbuhan penyaluran kredit dan dana pihak ketiga.

Penambahan modal ini akan digunakan untuk pengembangan segmen retail, korporasi, komersial, serta ditunjang dengan pengembangan infrastruktur bank.

Ada juga PT Bank Maspion Tbk (BMAS) juga berencana melakukan rights issue 4,17 miliar saham baru dengan target himpunan dana Rp 1,7 triliun. Aksi ini akan membuat saham milik publik semakin mengecil.

Baca Juga: Aksi Rights Issue Padat Merayap, Investor Perlu Mencermati Fundamental Emiten

Hingga 31 Oktober 2022, kepemilikan saham publik hanya 0,29% dari 4,44 miliar saham yang beredar saat ini. Sedangkan PT Alim Investindo memiliki 53,84% dan Kasikorn Vision Financial Company PTE LTD mengempit 30,01%.

Lalu, Kasikorn Bank Public Company sebanyak 9,99% dan PT Guna Investindo sebesar 5,87%. Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, Direktur Utama Bank Maspion Herman Halim tidak merespon terkait rencana pemenuhan free float BMAS.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×