Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
Selain itu, PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) berencana melepas 1,38 miliar saham baru untuk mencari dana hingga Rp 1,39 triliun. Adapun saat ini, pemegang saham pengendali BSWD adalah Bank of India dengan kepemilikan 86,04%.
Lalu, PT Panca Mantra Jaya sebanyak 10,46%. Lalu Prakash Rupchand Chugani sebanyak 0,99%, Prakash juga memiliki hubungan terafiliasi dengan PT Panca Mantra Jaya. Lalu, masyarakat memiliki sebanyak 2,51%.
Rights issue ini berlangsung di saat perdagangan saham BSWD disuspensi otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 12 Februari 2018 silam. Raharjo Satrio Unggul, Direktur Utama Bank of India Indonesia menyatakan memang ada isu terkait rencana delisting di jajaran pemegang saham.
Baca Juga: Soal Rencana Delisting, Begini Penjelasan Bank of India Indonesia (BSWD)
“Delisting terjadi ketika jumlah saham publik tidak terlalu banyak, sehingga waktu itu di freeze terlebih dahulu. Sampai saat ini, belum ada keputusan yang pasti dari pemegang saham,” ujar Raharjo kepada Kontan.co.id pada Selasa (15/11).
Ia melanjutkan, para pemegang saham masih belum menentukan sikap untuk mengaktifkan pergerakan BSWD atau tetap dibekukan pada bursa tanah air.
Kalaupun harus melakukan delisting, pemegang saham belum memutuskan skema pengembalian saham publik tersebut. “Belum ada kebutuhan dari mereka untuk free float lagi. Memang sudah ada diskusi, tapi belum ada keputusan baik dari pemegang saham mayoritas maupun minoritas,” jelasnya.
Research & Consulting Infovesta Nicodimus Kristiantoro menyatakan upaya memenuhi ketentuan free float bisa dimanfaatkan oleh investor. Namun, investor akan lebih tertarik menyerap bank bank yang secara fundamental bagus dan secara valuasi nya masih murah.
“Apalagi jika dalam salah satu upaya free float, bank menerbitkan right issue dengan harga dibawah harga saham yang sekarang. Secara umum jika terjadi right issue sebagai salah satu langkah memenuhi free float, biasanya harga saham bank akan turun secara jangka pendek namun jika didukung dengan fundamental baik maka harga saham akan rebound setelahnya,” ujar Nico kepada Kontan.co.id.
Lanjut ia, yang harus diperhatikan investor dalam mengeksekusi saham-saham tersebut yakni harga right issue yang seharusnya jauh lebih rendah. Jika tidak menerbitkan right issue ya bisa dipilih saham perbankan yang valuasinya masih murah secara fundamental.
Hal ini bisa dilihat berdasarkan rasio price to book value (PBV). Bank dengan PBV lebih rendah dibandingkan rata-rata industri PBV maka akan lebih murah, begitu sebaliknya.
Ia menyatakan rata rata industri PBV bisa dihitung manual dari kumpulan PBV semua bank. Berdasar data infovesta, rata rata PBV industri perbankan saat ini 3,51x.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News