Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Rencana penjualan 70% saham OVO oleh Lippo Group cukup mengagetkan. Pasalnya, jaringan OVO sudah merambah kemana-mana. Bahkan Gopay yang lebih dulu hadir semakin tersisih.
Jhon Riady, anak dari James Riady yang sekarang CEO Lippo Karawaci pernah bercerita di kantor Kontan bahwa setiap hari ada transaksi 7 juta kali menggunakan OVO. Setiap traksaksi minimal Rp 100.000. Bayangkan, betapa besarnya potensi OVO sebagai perusahaan financial technology.
Baca Juga: Saat Mochtar Riady mengaku tidak kuat terus membakar uang di OVO
Namun, Lippo kini harus menjual kepemilikannya di OVO setelah merasa perusahaan hanya membakar duit di OVO. Lantas berapa nilai valuasi OVO saat ini? menurut Laporan yang dirilis CBInsight OVO memiliki valuasi US$ 2,9 miliar atau setara dengan Rp 41 triliun per Oktober 2019.
Alhasil, jika 70% saham Lippo Group dijual ke investor lain, maka perusahaan yang didirikan oleh Mochtar Riady akan mendapatkan dana segar sekitar Rp 28,7 triliun.
Tentu saja, angka itu bisa saja membengkak lantaran Lippo juga akan menaikkan harga penjualan lantaran jaringan OVO sudah sangat massif.
Sebelumnya, Lippo Group mengakui bahwa pihaknya harus rela menjual lebih dari 70% aset saham yang ada pada aplikasi penyedia layanan digital OVO. Pendiri Lippo Group Mochtar Riady mengatakan saat ini, saham Lippo di PT Visionet International (OVO) hanya tersisa 30%.
Baca Juga: Saat Mochtar Riady mengaku tidak kuat terus membakar uang di OVO
"Bukan melepas, tapi kita menjual sebagian. Sekarang tinggal 30 sepersekian persen, dua per tiga kita harus jual," kata pendiri Lippo Group, Mochtar Riady ketika ditemui di Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Pelepasan aset saham tersebut memang harus dilakukan oleh Lippo Group, lantaran selama ini terus melakukan bakar uang. "Karena terus bakar uang, bagaimana kita kuat," ungkapnya.