Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi, Perum Bulog mesti menghadapi kenaikan peningkatan utang perbankan. Beruntungnya, perusahaan pangan milik negara ini bakal dapat dana pemerintah yang paling besar.
Dari catatan Kementerian Keuangan dalam rapat bersama Komisi XI tengah Mei lalu, dari total talangan untuk modal kerja kepada perusahaan pelat merah Rp 32,65 triliun, Bulog bakal menerima Rp 13 triliun.
Baca Juga: Hingga pertengahan Juni, Bulog telah menyerap 555.000 ton beras
Selain itu Bulog juga akan menerima dana kompensasi Rp 560 miliar. Meskipun bakal menerima dana segar, sejatinya tanpa ada pandemi beban Bulog juga cukup besar.
Dari laporan keuangan 2018, Bulog tercatat memiliki utang jangka pendek Rp 29,30 triliun dari tiga bank yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 16,70 triliun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 12,59 triliun , dan PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) Rp 6,95 triliun.
Tahun lalu, seluruh eksposur kredit ini sejatinya telah diperpanjang tenornya. Adapun merujuk laporan keuangan BRI, per kuartal I-2020 eksposur perseroan ke Bulog kini Rp 11,27 triliun triliun sedangkan ke BNI senilai Rp 8,20 triliun.
Baca Juga: Dengan baby buncis, kelompok tani di Lembang bisa tembus pasar ekspor mancanegara
“Kami memang memberikan fasilitas kredit jangka pendek kepada Bulog, sejauh ini seluruh kewajibannya lancar,” kata Pemimpin Divisi BUMN & Institusi Pemerintah BNI Litasari Wahju Widjajanti kepada KONTAN, Minggu (14/6).