Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penghimpunan dana di deposio bank-bank besar masih terus meningkat meski bunga deposito menurun seiring penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan likuiditas sangat longgar akibat lesunya penyaluran kredit.
Namun, sebagian besar bank kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV mencatatkan penuruan rasio dana mahal terhadap total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Berdasarkan laporan bulanan Agustus 2020, semua bank besar swasta justru berhasil mendorong peningkatan dana murah. Sementara dua bank BUMN mengalami kenaikan rasio dana maha atau depositonya.
Bank Mandiri mencatatkan DPK secara bank only sebesar Rp 863,88 triliun per Agustus 2020 atau tumbuh 14,5% year on year (YoY). Simpanan deposito tumbuh cukup tinggi yakni 18,9% menjadi Rp 305,8 triliun. Rasio dana mahalnya naik menjadi 35,4% dari 34,08% pada periode sama tahun lalu.
BNI membukukan DPK tumbuh 21,7% YoY menjadi Rp 660,88 triliun. Simpanan deposito menyumbang Rp 245,75 triliun atau melonjak 23,6% YoY. Rasio dana mahal bank pelat merah ini juga naik menjadi 37,18% dari 36,6%.
Baca Juga: BI rate tetap 4%, bagaimana nasib bunga kredit?
Adapun BCA mencatat kenaikan DPK 13,8% menjadi Rp 769,34 triliun. Simpanan deposito BCA meningkat 10,3% menjadi Rp 181,14 triliun. Walau jumlahnya naik, namun rasio deposito bank ini turun menjadi 23,54% dari 24,28%.
CIMB Niaga menorehkan DPK tumbuh 21,82% YoY. Deposito di CIMB tercatat tumbuh 7,2% menjadi Rp 78,9 triliun, tetapi rasio dana mahal ini menurun dari 43,08% menjadi 37,9% per Agustus 2020.
Rasio dana mahal Bank Panin juga turun dari 63,5% menjadi 60,8%. Pun dengan Bank Danamon, rasio deposito terhadap DPK turun dari 51,9% ke 44,9%.
Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga mengatakan, CIMB Niaga tahun ini memang fokus mendorong pertumbuhan dana murah atau current account saving account (CASA). Menurutnya, per September 2020 jumlah deposito CIMB Niaga justru turun secara tahunan, sama seperti posisi Juni.
Sampai akhir tahun, CIMB Niaga memprediksi simpanan di deposito masih akan mengalami penurunan. " Trennya masih akan negatif," ujar Lani pada KONTAN, Jumat (16/10).
Menurut Lani, penurunan penempatan dana di deposito CIMB Niaga tersebut disebabkan nasabah merasa tabungan lebih fleksibel untuk ditarik kapan saja tanpa dikenakan penalti. Di tengah kondisi saat ini, ia melihat nasabah lebih suka menenmpatkan dana pada instrumen yang tidak mengikat.
Untuk mendorong peningkatakan CASA, CIMB Niaga fokus memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi. Lani bilang, fasilitas transaksi tabungan CIMB Niaga sudah cukup bagus saat ini melalui OctoMobile.
Baca Juga: BI rate bertahan di level 4%, bankir sebut bunga kredit bisa terus turun
Sementara, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan, pertumbuhan DPK Bank Mandiri cukup tinggi tidak hanya berasal dari CASA tetapi juga deposito. Hal itu menurutnya terjadi karena masyarakat cenderung memilih menyimpan dananya di bank yang memiliki tingkat kecukupan modal dan likuiditas yang baik.
Bank Mandiri melihat DPK masih mengalami tren kenaikan, termasuk deposito. "DPK berpeluang terus terjadi akibat situasi ketidakpastian ekonomi ke depan," katanya, MInggu (18/10).
Rully bilang, rata-rata suku counter rate deposito Bank Mandiri untuk simpanan dalam mata uang rupiah per Agustus berada di level 4,2 % untuk seluruh tenor. Bunga tersebut turun sekitar 61 basis poin (bps) dari akhir 2019.
Dengan perkembangan yang ada saat ini, Bank Mandiri masih optimistis bisa menjaga komposisi dana murah pada kisaran yang mendukung strategi penurunan biaya dana secara berkelanjutan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata bunga deposito bank BUKU IV per Juli 2020 tercatat 4,81% untuk tenor 1 bulan, turun dari 5,46% pada Desember 2019. Tenor 3 bulan turun dari 5,92% jadi 5,36%, tenor 6 bulan turun dari 6,1% ke 5,57%, dan tenor 12 bulan turun dari 6,75% menjadi 6,36%.
Selanjutnya: Paling tinggi 5,63%, ini daftar bunga deposito di awal pekan ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News