Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga menargetkan penurunan NPL di tahun depan. Misal Bank Mandiri, bakal menajaga rasio NPL di level 2,4%-2,5%, lebih rendah dari target MPL tahun 2019 di level 2,5%-2,6%.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, dalam menjaga profil risiko, Bank Mandiri menerapkan strategi mitigasi risiko pengkajian sektor industri setiap enam bulan.
"Kami sudah memilih sektor mana yang mau kita penetrasi, studi ini kami lakukan dengan Mandiri Sekuritas dan tim ekonom Mandiri," ujar Siddik saat ditemui di Jakarta, Selasa (26/11).
Baca Juga: BNI proyeksikan laba tahun depan bisa naik sampai 17%, ini faktornya
Sebagai informasi, Bank Mandiri mencatatkan perbaikan NPL dari 3,01% per September 2018 menjadi 2,53% di akhir September 2019. Rasio NPL tersebut merupakan paling rendah sejak kuartal III 2015 silam.
Sebelumnya, Ahmad Siddik mengatakan, Bank Mandiri sudah mengurangi portofolio dengan risiko tinggi dan beralih ke segmen dengan risiko rendah. Hal ini terbukti dari pertumbuhan negatif di segmen kredit komersial dalam tiga tahun terakhir. Perbaikan kualitas kredit ini masih akan dilakukan Bank Mandiri sampai akhir tahun.
Sementara Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menuturkan di tahun 2020 NPL BNI masih akan berada di rentang 1,8%-2%. Posisi tersebut tidak banyak bergerak dari target di pengujung 2019. Catatan saja, per kuartal III-2019 lalu BNI mencatat NPL 1,8% secara gross, turun 20 basis poin dari periode sama tahun lalu.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) juga optimistis NPL tahun depan bakal mengecil. Sekretaris Perusahaan Bank BJB Muhammad Asadi Budiman menuturkan pihaknya menjaga NPL stabil dibandingkan prognosa di tahun 2019 sebesar 1,6%-1,8%.
Baca Juga: Optimistis ekonomi membaik, BNI proyeksikan laba tumbuh 15%-17% tahun 2020
Ia mengatakan, BJB masih akan tetap masuk ke segmen korporasi untuk menopang pertumbuhan kredit sambil tetap mempertahankan bisnis inti BJB yaitu konsumer dan UMKM. "Segmen kredit masih tetap sama, yaitu segmen kredit infrastruktur daerah, UMKM dan konsumer yang akan menjadi trigger pertumbuhan kredit di 2020 mendatang," terangnya kepada Kontan.co.id, Rabu (27/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News