Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggenjotan pembiayaan sektor otomotif jadi salah satu ladang bisnis yang coba dimanfaatkan pelaku usaha. Sebenarnya pembiayaan ke sektor ini dinilai sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menilai pembiayaan ke sektor produktif, terutama UMKM sudah dilakukan terutama yang terkait dengan pembelian kendaraan.
"Misalnya nasabah ambil kredit mobil, tapi mobilnya ternyata dipakai untuk foodtruck," kata dia baru-baru ini.
Untuk itu, ia menyebut asosiasi akan mendorong pelaku bisnis pembiayaan untuk lebih merapikan laporan kinerja pembiayaannya. Termasuk dari sisi penggunaan barang yang dibiayai nantinya.
Dengan begitu, data pembiayaan yang mengalir ke segmen produktif seperti UMKM bisa lebih jelas terlihat. Selain itu, dengan data yang lebih akurat akan lebih memudahkan pula untuk melihat potensi pasar yang ada.
Tak hanya sampai di situ, hal ini pun disebut Suwandi juga bisa makin meningkatkan mitigasi risiko yang dilakukan oleh multifinance. Soalnya tentu aset yang dipakai untuk tujuan usaha dan konsumsi akan berbeda.
Mengutip data OJK, pembiayaan ke sektor produktif memang masih tertinggal dari pembiayaan multiguna yang selama ini dipakai untuk memenuhi kebutuhan konsumtif.
Hingga kuartal ketiga tahun ini, outstanding pembiayaan ke segmen pembiayaan modal kerja tercatat sebesar Rp 24,61 triliun. Jumlah ini setara dengan 5,9% dari total piutang pembiayaan yang mencapai Rp 410,84 triliun.
Sementara piutang dari pembiayaan investasi mencapai Rp 116,69 triliun. Pembiayaan multiguna sendiri mendominasi dengan Rp 237,29 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
