kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank genjot pendapatan non-bunga


Senin, 28 Januari 2013 / 09:53 WIB
Bank genjot pendapatan non-bunga
ILUSTRASI. IHSG ditutup naik tipis 0,03% ke level 6.144,82 pada perdagangan Jumat (24/9).


Reporter: Nina Dwiantika, Christine Novita Nababan |

JAKARTA. Demi menjaga kemampuan mencetak laba, perbankan terus meningkatkan pendapatan operasional selain bunga alias fee based income. Ini cara bank meningkatkan pendapatan, selain dari bunga kredit.

Berdasarkan data BI per November 2012, perbankan mengalami penurunan pendapatan operasional nonbunga sedalam 4,27%, dari posisi
Rp 117,50 triliun menjadi Rp 112,79 triliun. Adapun pendapatan bunga naik 7,9% menjadi Rp 355,96 triliun. Rendahnya pertumbuhan ini mendorong bank menggenjot fee based income.

Bank Internasional Indonesia (BII), misalnya, membidik pertumbuhan fee based income di atas 20%. Bank milik pemodal Malaysia ini akan mengoptimalkan lini kredit konsumer untuk mendongkrak nonbunga. "Cara cross selling atau penjualan yang memanfaatkan penjualan produk pertama untuk masuk ke produk selanjutnya menghasilkan fee," kata Managing Director SME Banking BII, Jenny Wiriyanto, pekan lalu.

Bank Rakyat Indonesia (BRI)  juga membidik pertumbuhan fee based income lebih tinggi dibandingkan tahun 2012. Direktur Keuangan BRI, Achmad Baequni, menargetkan pertumbuhan fee based sebesar 25%. Tahun lalu, kenaikannya sekitar 18% sampai 20%. "Akan lebih tinggi di tahun ini karena ada tambahan dari cash management dan pembayaran pajak," katanya.

Sedangkan Bank DKI akan mengoptimalkan fungsi transaksi ATM dan pelayanan pembayaran STNK secara elektronik untuk memperbesar fee based. Selain itu, co-branding kartu kredit dengan salah satu bank papan atas akan terlaksana tahun ini. "Target fee based income di atas  20%," kata Direktur Pemasaran Bank DKI, Mulyatno Wibowo

Bank Permata memprediksi pertumbuhan fee based sebesar 25%. Namun, secara prosentase, kontribusinya akan lebih rendah ketimbang realisasi 2012. Penurunan ini lantaran pencatatan fee based mengacu ke Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 55. "Nilainya akan tetap tumbuh melampaui tahun lalu, hanya kontribusinya terlihat lebih kecil," ujar Rudy Tandjung, Head Transaction Banking Bank Permata.

Rudy menjelaskan, PSAK 55 mewajibkan seluruh pendapatan yang berkaitan dengan kredit masuk ke kantong pendapatan bunga. Misalnya, provisi atau commitment fee dari kredit. Sedangkan biaya administrasi dan transaksi tetap dihitung sebagai pendapatan berbasis komisi.

Pada 2012, fee based berkontribusi 30% dari total pendapatan Bank Permata. Angka ini lebih tinggi ketimbang 2011 sebesar 24%. Namun, tahun ini tampaknya akan susut lagi menjadi 28% karena adanya reklasifikasi penghitungan.

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja, menuturkan, kontribusi fee based seolah-olah turun, padahal riilnya tetap tumbuh. "Hanya ada beberapa pendapatan yang tadinya dihitung sebagai fee based akan dimasukkan ke pendapatan bunga," katanya.

Kuartal III 2012, pendapatan berbasis komisi BCA tumbuh 16,9% disetahunkan menjadi Rp 3,9 triliun. Bank milik Grup Djarum ini tercatat sebagai salah satu bank dengan pendapatan komisi terbesar.     n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×