kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank menengah genjot pendapatan dari fee based


Rabu, 18 Januari 2017 / 17:20 WIB
Bank menengah genjot pendapatan dari fee based


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Beberapa bank kelas menengah berusaha menggenjot pendapatan fee based (berbasis biaya) pada 2017 ini. Langkah ini dilakukan sebagai alternatif pendapatan bank seiring dengan makin ketatnya kompetisi untuk memperebutkan pendapatan bunga dengan bank besar.

Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasuri BTN mengatakan, ada beberapa bisnis fee based yang akan disasar bank pada 2017. “Seperti pendapatan dari biaya admisnitrasi simpanan dan kredit, pendapatan bisnis kartu dan sekuritisasi,” ujar Iman kepada KONTAN, Rabu (18/1).

Selain itu bank berkode BBTN ini juga akan menyasar bisnis bancaassurance , trading treasury dan fee based dari aktifitas recovery.

Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin mengaku juga mengincar beberapa bisnis yang bisa menghasilkan lebih banyak fee based. Di antaranya adalah bisnis dari transaksi kartu kredit, wealth management dan trade finance.

Adapun Bank Mayapada akan mengoptimalkan bisnis bancaassurance dan unit link untuk meningkatkan fee based income. “Kami berencana meningkatkan fee based dari digital banking internet banking dan mobile banking tahun ini,” ujar Haryono Tjahjarijadi Direktur Utama Bank Mayapada kepada KONTAN.

Tahun ini Bank Mayapada akan meluncurkan internet banking korporasi dan meluncurkan kartu kredit visa. Selain itu bank juga akan melakukan kerja sama produk e-channel dengan beberapa bank besar seperti Bank Mandiri dan BCA.

Bank Mayapada menargetkan pertumbuhan pendapatan non bunga dari fee based bisa naik 50% secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2017 menjadi Rp 18 miliar sampai Rp 19 miliar. Sedangkan BTN mengaku pada akhir 2017 ini mengincar pendapatan fee based bisa naik 35% yoy menjadi Rp 2 triliun.

Sementara PT Bank OCBC NISP menargetkan kenaikan pendapatan berbasis biaya pada 2017 sebesar 10% sampai 15% secara tahunan. "Peningkatan fee based ini dilakukan dengan beberapa strategi di antaranya adalah perbaikan layanan serta upgrade sistem dan memastikan produk yang ada sesuai dengan kebutuhan nasabah,” ujar Parwati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×