Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba industri penjaminan terkoreksi dalam di periode awal tahun ini. Namun bukan berarti prospek bisnis ini tidak bagus.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai April 2018 menyebut, sektor industri ini mengantongi laba Rp 100 miliar. Sementara pada periode sama di tahun kemarin, keuntungan yang bisa mencapai Rp 246 miliar. Artinya laba industri penjaminan tergerus 59,3% secara secara year on year (yoy).
Padahal hingga empat bulan pertama tahun ini pelaku usaha penjaminan kredit memiliki outstanding Rp 217 triliun, naik 49,6% secara year on year. Pertumbuhan outstanding ini mendorong imbal jasa penjaminan.
Pada April 2017, imbal jasa penjaminan pelaku usaha penjaminan mencapai Rp 324 miliar. Sedangkan periode sama di tahun ini naik 66,9%.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) Dian Askin Hatta menyebut, kenaikan beban klaim perusahaan penjaminan lantaran ada penyaluran kredit perbankan macet. Pada tahun lalu industri perbankan mengalami kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL), yang efeknya baru terasa di tahun ini.
Sementara jumlah beban klaim bruto industri penjaminan sebesar Rp 475 miliar, naik 97,9% secara year on year (yoy) dibandingkan periode April 2017. Dian optimistis, sektor industri ini bisa kembali mengerek laba.
Penyebabnya adalah sejumlah faktor, seperti pasar industri penjaminan yang makin luas. Pelaku usaha penjaminan kredit terus berupaya memperdalam penetrasi jasa yang diberikan kepada pasar yang lebih luas.
Dengan begitu, potensi pendapatan bisa makin besar. OJK mencatat, hingga April 2018 jumlah nasabah industri penjaminan kredit mencapai 10,3 juta orang. Angka ini meningkat 58,4% dibandingkan periode sama tahun 2017 sebanyak 6,5 juta orang.
Ke depan, Dian optimistis, pihak bank atau industri penjaminan akan membuat bisnis menjadi lebih prudent. "Sehingga prospek industri penjaminan ini bisa meningkat," kata dia, Jumat (6/7).
Selain itu, ke depan kinerja outstanding penjaminan bakal meningkat. Pendorongnya, pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, pertumbuhan bisnis usaha mikro, kecil dan menengah sebagai pasar terbesar penjaminan ikut terangkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News