kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan pada perbankan masih besar


Senin, 16 Mei 2016 / 10:25 WIB
Tekanan pada perbankan masih besar


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih, Yuwono Triatmodjo | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kondisi makro ekonomi yang belum sepenuhnya membaik, menekan kinerja industri perbankan. Tanpa terkecuali kinerja Bank Mandiri Tbk, bank terbesar di Indonesia.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang dipublikasikan lewat situs perusahaan tersebut, www.bankmandiri.co.id, Sabtu (14/5), laba bersih Bank Mandiri yang bisa diatribusikan kepada pemilik hanya sebesar Rp 3,82 triliun pada kuartal I 2016. Ini berarti terjadi penurunan laba bersih hingga 25,68% jika dibandingkan perolehan kuartal I 2015 yang berjumlah sekitar Rp 5,14 triliun.

Sebagai perbandingan, pada  kuartal I-2015, laba bank milik pemerintah itu masih tumbuh tipis sekitar 4,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014.

Turunnya laba Bank Mandiri kuartal I 2016 terjadi meski pendapatan bunga masih tumbuh tipis sebesar 6,95% menjadi Rp 18,31 triliun dari sebelumnya Rp 17,12 triliun. Pendapatan bunga tumbuh lantaran margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) Bank Mandiri meningkat menjadi 6,28% dari sebelumnya 5,41%.

Salah satu penyebab buruknya laba Bank Mandiri adalah karena rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif yang meningkat dari 2,65% menjadi 3,28%. Hal ini terjadi karena rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) kotor Bank Mandiri pada kuartal I 2016 naik lebih dari 100 basis poin (bps) menjadi 2,89% dari sebelumnya 1,81%.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengakui kinerja Bank Mandiri tidak cukup bagus. "Alasannya karena saat ini kami tengah meningkatkan pencadangan," kata Rohan kepada KONTAN, akhir pekan lalu (13/5).

Selain cadangan meningkat, lanjut Rohan, Bank Mandiri juga terkena imbas dan situasi ekonomi yang cenderung belum membaik. Secara bisnis, Bank Mandiri masih membukukan pertumbuhan kredit. "Kredit tetap tumbuh, meski tidak sekencang tahun lalu. Demikian pula dengan dana pihak ketiga (DPK) yang tetap tumbuh," jelas Rohan.

Analis Danareksa Capital Guntur Triharyanto memperkirakan, hingga akhir tahun ini, penyaluran kredit Bank Mandiri masih bisa tumbuh sebesar 11%. Dia pun memperkirakan, NPL masih naik hingga akhir 2016. Suka tidak suka, hal tersebut akan berdampak pada kenaikan biaya pencadangan yang dialokasikan Bank Mandiri bagi kredit bermasalah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×