kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persaingan makin ketat, bank kecil siapkan rencana ekspansi


Minggu, 03 Maret 2019 / 21:01 WIB
Persaingan makin ketat, bank kecil siapkan rencana ekspansi


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan skala kecil mengalami penurunan laba di tahun lalu. Meski begitu, sejumlah bank kecil tetap memasang strategi untuk ekspansi di tahun ini.

Direktur Utama PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) Sasmaya Tahuleley menyatakan persaingan bank kecil dengan bank besar memang makin sengit belakangan waktu. “Persaingan di perbankan memang makin sulit. Kalau kami diskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saja,mereka mengharapkan adanya konsolidasi (akuisisi),” katanya kepada Kontan.co.id.

Dari Laporan Desember 2018 (unaudited) laba BKE sebenarnya tumbuh signifikan menjadi Rp 18,23 miliar. Tumbuh 27,39% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 14,31 miliar. Namun laba pada 2017 tersebut justru anjlok hingga -65,96% (yoy) dibandingkan 2016 dengan laba senilai Rp 42,07 miliar.

Nah, Sasmaya menambahkan guna meningkatkan kinerja perseron tahun ini, BKE berencana akan melantai di Bursa. Melalui rencana ini pula, perseroan berharap bisa naik kelas ke BUKU 2.

“Kita sedang siapkan prosesnya, sekitar Mei bisa IPO, paling telat Juni karena kami pakai laporan buku Desember. Kebutuhan dana kami untuk bisa naik BUKU II itu sekitar Rp 600 miliar hingga RP 700 miliar. Kalau dari right issue semua lengkap ditambah kita berharap langsung naik ke BUKU II,” lanjut Sasmaya.

Sementara hingga kuartal 3/2018 modal inti perseroan masih mencapai Rp 331,2 miliar. Sebelumnya BKE juga telah menerbitkan saham baru (right issue) senilai RP 300 miliar pada tahun lalu.

Sehingga jika seluruh target right issue dieksekusi pemegang saham, maka melalui Initial Public Offering (IPO), BKE masih butuh Rp 300 miliar hingga RP 400 miliar agar bisa naik kelas ke BUKU II dengan modal inti di atas Rp 1 triliun.

Adapula PT Bank Mayora yang mengalami perlambatan pertumbuhan laba. Dalam Laporan Desember 2018 (unaudited), laba Mayora tercatat senilai Rp 33,07 miliar, dengan pertumbuhan minus 3,14% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 34,14 miliar. Nilai tersebut juga jauh lebih rendah dibandingkan laba 2016 senilai Rp 56,32 triliun, atau dengan pertumbuhan -39,37% (yoy).

“Tahun ini kami belum berencana melakukan aksi korporasi, karena rasio CAR kami masih di atas ketentuan regulator. Kurang lebih sekitar 23%,” kata Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oiej.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×