Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemampuan PT Bank Mandiri Tbk untuk memupuk laba kian menguat. Hal ini terbukti dari rasio return on asset (RoA) perbankan yang membaik dari 2,72% per akhir 2017 menjadi 3,17% di tahun lalu.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan peningkatan RoA tersebut utamanya ditopang dari kualitas aset yang membaik serta didorong pertumbuhan kredit yang kuat. Memang, dalam beberapa periode terakhir Bank Mandiri kian unjuk gigi dengan mempertahankan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi dari rata-rata industri.
"Didukung oleh produk-produk pendukung CASA yang kuat, perangkat manajemen resiko yang mutakhir, dan operasional bisnis yang efisien melalui otomatisasi proses dan digitalisasi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/3).
Merujuk pada laporan keuangan perseroan, utamanya peningkatan RoA ini ditopang dari laba sebelum pajak perusahan yang naik drastis 25% secara year on year (yoy) menjadi Rp 33,94 triliun sepanjang tahun 2018 lalu.
Sementara total aset Bank Mandiri hanya tumbuh 6,9% yoy akhir tahun lalu menjadi Rp 1.202,3 triliun.
Pencapaian tersebut tak lain didongkrak realisasi kredit yang menembus Rp 820,1 triliun atau naik 12,4% secara yoy. Bank berlogo pita emas ini mengungkapkan di tahun 2019 pihaknya bakal berupaya mempertahankan posisi RoA.
Salah satunya dengan menumbuhkan penyaluran kredit sebesar 10%-12% dengan fokus pada portofolio kredit berisiko rendah.
Pada sisi wholesale, Bank Mandiri juga akan menggempur pasar industri yang lebih stabil (less cyclical business) dengan value chain-nya. Sementara di sisi ritel, perseroan fokus pada nasabah pendapatan tetap melalui produk-produk pinjaman berbasis gaji (kredit serbaguna mikro/KSM), produk KPR dan kredit mobil.
"Untuk memperkuat nilai yang ditawarkan pada aspek pembayaran, Bank Mandiri terus meningkatkan fitur Mandiri Online untuk menumbuhkan basis pengguna secara eksponensial," terangnya.
Bersama dengan BUMN lainnya, Mandiri juga sudah meluncurkan aplikasi LinkAja sebagai solusi pembayaran ritel berteknologi QR. Langkah ini dinilai akan membawa lebih banyak kenyamanan bagi para pelanggan untuk melakukan transaksi secara online maupun offline.
"Dengan strategi ini, kami optimis dapat mengoptimalkan risk adjusted return bagi bank," imbuh Rohan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News