Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 dapat meraih pertumbuhan laba hingga double digit, bank kecil justru terpuruk. Sepanjang 2018, BUKU 1, dan BUKU 2 terus melanjutkan tren penurunan laba sejak 2015.
Dalam Statistik Perbankan Indonesia hingga akhir 2018, BUKU 1 hanya mampu meraih laba Rp 700 miliar, melorot -2,23% (yoy) dibandingkan 2017 dengan perolehan laba 716 miliar. Capain tersebut terus merosot sejak 2015 dengan laba Rp 1,57 triliun, dan 2016 senilai Rp 861 triliun.
Jatuhnya perolehan laba lebih dalam dirasakan oleh BUKU 2. Dimana pada 2018, BUKU 2 memperoleh laba Rp 9,18 triliun. Jatuh -10,72% (yoy) dibandingkan 2017 senilai 10,28 triliun. Sementara pada 2015 laba BUKU 2 tercatat sebesar Rp 9,94 triliun, dan pada 2016 senilai Rp 10,32 triliun.
Direktur Utama PT Bank Maspion Tbk (BMAS) Herman Halim bilang, eksistensi bank kecil sejatinya memang sangat tergantung dengan para pemegang saham. “Untuk bank kecil saya kira memang tergantung dari visi shareholder. Masih banyak juga pemilik yang mempertahankan banknya,” katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (3/3).
Ia juga menambahkan sepanjang bank kecil masih dalam keadan sehat, dan tak berdampak sistemik. Meski laba tumbuh negatif, pemilik bank cenderung akan mempertahankan bank tersbut, dan rutin menyuntik modal.
“Kecuali bank tersebut memang sudah tidak sehat, bahkan lebih parah mencapai insolvensi. Modal sebesar apapun sulit untuk diatasi. Karena skalanya sudah besar dan berdampak sistemik di pasar,” lanjutnya.
Dari laporan Desember 2018 (unaudited) laba Maspion sendiri tumbuh tipis menjadi Rp 71,01 miliar. Tumbuh 2,18% (yoy) dibandingkan posisi Desember 2017 dengan laba sebesar Rp 69,49 miliar, yang juga masih tumbuh tipis 1,96% (yoy) dibandingkan laba 2016 senilai RP 68,15 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News