Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Data Bank Indonesia menyebutkan, pertumbuhan penyaluran kredit pada sektor properti mengalami perlambatan. Penyaluran kredit properti pada September 2015 tercatat sebesar Rp 607,1 triliun. Angka ini tumbuh 13% year on year (yoy) atau lebih rendah dibandingkan Agustus 2015 yang sebesar 13,5% (yoy).
Perlambatan tersebut terjadi pada kredit konstruksi, real estate, serta KPR dan KPA, masing-masing tumbuh 20,1% (yoy), 20,3% (yoy), dan 7,8% (yoy). Angka ini turun dibandingkan Agustus 2015 yang masing-masing sebesar 21,4% (yoy), 20,9% (yoy) dan 8% (yoy).
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengakui, pertumbuhan kredit pemilikan rumah sampai dengan September masih relatif flat dibandingkan dengan triwulan II-2015 kemarin. Sampai dengan akhir tahun 2015 ini, kata Parwati, bank yang memiliki kode emiten NISP ini hanya menargetkan pertumbuhan KPR sebesar 5%.
“Kami masih berupaya agar kuartal IV-2015 ini, KPR bisa tumbuh lebih baik. Tapi rasanya akan maksimum single digit,” kata Parwati kepada KONTAN, Jumat (6/11).
Ia berharap, pada tiga bulan jelang tutup tahun 2015 ini dapat terjadi percepatan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai langkah relaksasi yang dilakukan Pemerintah. Dengan demikian, akan tercipta sentiment positif dan juga kejelasan arah ekonomi yang dapat merangsang pertumbuhan kredit perbankan.
Catatan saja, perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit sektor properti ini sejalan dengan perlambatan pertumbuhan kredit per September 2015 yang tumbuh 10,9% atau melambat dibanding periode yang sama tahun 2014 kemarin yang mencapai 13%.
Meski demikian, penyaluran kredit industri perbankan per September 2015 naik tipis dibandingkan dengan pertumbuhan kredit per Agustus 2015 yang sebesar 10,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News