Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini
Sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menyetujui pembagian dividen Rp 3,96 triliun atau sebesar 35% dari laba bersih tahun 2016 sedangkan sisanya akan digunakan sebagai laba ditahan. Asal tahu saja, tahun lalu bank berkode emiten saham BBNI ini mencatatkan laba bersih mencappai Rp 11,3 triliun atau tumbuh 25,1% dibanding tahun 2015 sebesar Rp 9,1 triliun.
"Pembagian dividen pada tahun ini lebih besar dari tahun lalu yang hanya 25% dari perolehan laba bersih tahun 2015. Peningkatan dividen pay out ratio ini seiring membaiknya kinerja perusahaan serta relatif tingginya rasio kecukupan modal," ujar Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni di Jakarta, Kamis (16/3).
Sebagai informasi saja, tahun 2015 BNI menyalurkan dividen sebesar Rp 2,68 triliun kepada pemegang saham atau 25% dari total laba bersih perseroan tahun 2015 silam. Artinya, dividen yang dibagikan BNI menjadi yang terbesar sepanjang sejarah bank berlogo 46 ini berdiri.
Adapun, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memutuskan untuk membagikan pay out ratio dividen sebanyak 20% dari total laba bersih tahun 2016 atau sebesar Rp 523,78 miliar. "Sebesar 80% dari laba bersih atau sebesar Rp 2,09 triliun ditetapkan seabgai laba ditahan," ujar Direktur Utama BTN, Maryono dalam konferensi pers RUPS Tahun 2016 di kantor pusat BTN, Jumat (17/3). Dari sisi laba, tahun 2016 BTN telah berhasil memupuk laba mencapai Rp 2,61 triliun atau tumbuh 41,49% secara tahunan.
Sama seperti bank BUMN lainnya, Maryono menyebut, tahun 2016 jumlah dividen yang disetorkan oleh BTN tercatat paling tinggi sepanjang sejarah BTN. Sekadar informasi, periode tahun 2015 BTN menyalurkan dividen sebesar Rp 370,18 miliar atau 20% dari total laba bersih periode itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News