Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memproyeksi hasil investasi industri asuransi jiwa bisa tumbuh positif tahun 2021. Hal ini seiring dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta perbaikan ekonomi nasional.
"Proyeksi hasil investasi di 2021 akan lebih baik dari 2020 karena ekonomi tumbuh lebih baik," kata Ketua Bidang Aktuaria dan Manajemen Risiko AAJI Fauzi Arfan, pekan lalu.
Perbaikan investasi juga mulai terlihat pertumbuhan kinerja hasil investasi per kuartal. Berdasarkan data AAJI, hasil investasi kuartal IV 2020 tumbuh hingga 773,3% dari Rp 4,07 triliun di kuartal sebelumnya menjadi Rp 35,52 triliun.
Baca Juga: Kembangkan IT, Askrindo anggarkan dana Rp 250 miliar
Fauzi menyebut, industri mengambil langkah untuk mengalihkan dan penempatan dana investasi secara strategis sehingga hasil investasi pada akhir 2020 mencatatkan perbaikan setelah sempat negatif pada awal tahun.
Melalui perbaikan kinerja itu, ia memperkirakan tren investasi unitlink akan mulai ramai ke saham walau strategi investasi kembali pada pilihan masing - masing pemegang polis. Yang jelas, investasi pada asuransi bersifat jangka panjang dengan masa polis 5 -10 tahun.
Sementara strategi investasi produk tradisional mempertimbangkan kesesuaian antara aset dan liabilitas. Jadi investasi pada produk ini tidak serta merta mempertimbangkan kondisi pasar modal tapi lebih banyak melakukan analisa penempatan dana.
Salah satu pemain, BNI Life menargetkan pendapatan premi unitlink sebesar Rp 2,29 triliun tahun ini. Sementara premi unitlink tahun 2020 meningkat 10% secara tahunan karena peningkatan kepercayaan nasabah akan performa bisnis.
Baca Juga: Sequis Life bayarkan klaim Covid-19 sebesar Rp 27,38 miliar di tahun 2020
Direktur Utama BNI Life Shadiq Akasya mengatakan, secara aturan tanggung jawab pemilihan investasi seperti produk unitlink ada pada nasabah. Meski demikian, BNI Life tetap menjaga kualitas underlying asset unit yang baik untuk obligasi maupun saham dengan menambah alokasi pada saham-saham big cap.
"Kami juga secara konsisten menerapkan strategi investasi yang konservatif demi menjaga kepentingan nasabah dengan memonitor portofolio investasi secara berkala dan penerapan good corporate governance (GCG)," kata dia.
Selain itu, setiap kebijakan investasi yang dilakukan juga dievaluasi lebih dulu. Hal ini bertujuan agar perusahaan tetap memiliki portofolio investasi yang sehat dan prudent. Tahun lalu, produk asuransi unitlink yang berbasis pendapatan tetap (fix income) relatif lebih bagus dibandingkan produk yang berbasis saham.
Selanjutnya: Gandeng CIMB Niaga, AIA Financial luncurkan produk bancassurance Fortuna Golden Plan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News