kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AAUI: Asuransi kesehatan dan kecelakaan diri tertekan pandemi virus corona (Covid-19)


Senin, 22 Juni 2020 / 18:58 WIB
AAUI: Asuransi kesehatan dan kecelakaan diri tertekan pandemi virus corona (Covid-19)
ILUSTRASI. Resepsionis bertugas di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/10/06/2020.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lini bisnis asuransi kesehatan dan kecelakaan diri mampu tumbuh pada awal tahun. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pendapatan premi dari lini bisnis ini mencapai Rp 2,61 triliun hingga Maret 2020. Nilai ini tumbuh 8,9% year on year (yoy) dari posisi Rp 2,4 triliun pada kuartal 1-2019.

Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menyatakan dari data kuartal pertama 2020 dan merujuk pada implementasi produk-produk asuransi kecelakaan diri yang dijual, produk travel insurance dan sejenisnya yang dikaitkan dengan transportasi mengalami tekanan. Oleh sebab itu, AAUI melihat pertumbuhan pada lini bisnis ini ditopang oleh produk asuransi kesehatan yang diminta oleh konsumen.

Baca Juga: Premi asuransi properti turun 5,2% di kuartal I, ini penyebabnya

“Tapi itu baru data kuartal pertama 2020, dimana kondisi pandemi Covid-19 masih belum berdampak terlalu besar. Kami memprediksi pada kuartal berikutnya sampai akhir tahun 2020 semua lini bisnis asuransi akan mengalami tekanan penjualan,” ujar Dody kepada Kontan.co.id pada Senin (22/6).

Kendati demikian terdapat beberapa sentimen positif pada kelas bisnis ini. Mulai beroperasinya kendaraan umum berupa pesawat, kereta, kapal, dan bis bisa mendorong pendapatan premi asuransi kecelakaan diri. Namun Dody menilai secara volume, tidak akan besar karena ada pembatasan penumpang.

Selain itu, Dody juga menilai pandemi Covid-19 telah menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi kesehatan. Hal ini sudah terlihat sejak kuartal pertama 2020. Namun Dody menekankan, asuransi kesehatan tidak mengcover risiko yang disebabkan Covid-19 lantaran berstatus pandemi dan ditanggung oleh pemerintah.

PT Asuransi Harta Aman Pratama misalnya mencatatkan pertumbuhan premi pada lini bisnis ini. Merujuk laporan keuangan per Maret 2020 (AHAP) mencatatkan pendapatan premi senilai Rp 26,97 miliar. Nilai itu tumbuh 75,47% yoy dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 15,37 miliar.

Baca Juga: Pelaku industri asuransi umum kompak revisi target pendapatan premi akibat Covid-19

Bahkan asuransi premi menjadi penopang utama kinerja AHAP pada kuartal pertama 2020. Lantaran asuransi kesehatan menyumbang 30% dari total portofolio perusahaan senilai Rp 89,27 miliar. Pendapatan premi AHAP tumbuh 101,92% yoy dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 44,21 miliar.

PT Asuransi Simas Insurtech bakal mengoptimalkan pendapatan premi asuransi kecelakaan diri atau perjalanan seiring dengan mulai bergeraknya modal transportasi umum. Namun Ia mengaku perlu waktu agar terbiasa dengan protokol new normal yang dijalankan.

“Kami optimis, kebutuhan untuk asuransi perjalanan atau produk-produk asuransi lainnya akan kembali pulih meski butuh waktu bertahap sampai pertengahan tahun depan. Tentunya dengan catatan pandemi covid19 ini sudah mereda secara global,” kata Direktur Utama Simas Insurtech Teguh Aria Djana kepada Kontan.co.id pada Senin (22/6).

Hingga Maret 2020, Simas Insurtech bukukan pertumbuhan premi senilai Rp 84 miliar. Nilai itu tumbuh melesat 265,22% secara tahunan atau year on year (yoy) dari kuartal pertama 2019 senilai Rp 23 miliar. Ia menyebut kinerja ini ditopang oleh asuransi kredit untuk fintech. Lantaran adanya ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mewajibkan adanya mitigasi risiko bagi fintech lending.

Baca Juga: Tertekan Covid-19, pemain asuransi umum kompak revisi target pendapatan premi

Direktur Pengembangan Bisnis PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Diwe Novara menyatakan asuransi kesehatan terkena dampak pandemic Covid-19.

“Walaupun secara ketentuan, jenis usaha asuransi kesehatan termasuk yang tetap dapat beroperasi saat kondisi pandemic Covid 19. Namun banyak pelaku usaha yang notabene menjadi klien dari asuransi terkena imbas adanya pandemi Covid-19,” ujar Diwe kepada Kontan.co.id pada Senin (22/6).

Lanjut Ia, dampak adanya pandemi Covid-19, secara tidak langsung mempengaruhi target pertumbuhan yang telah ditetapkan. Adapun pendapatan premi kesehatan Jasindo per Mei 2020 sebesar Rp 146,277 miliar. Nilai itu turun 25% yoy jika dibandingkan dengan per Mei 2019 sebesar Rp 194,356 miliar.

“Di sisi lain dampak pandemi Covid 19 meningkatkan awareness tentang pentingnya proteksi kesehatan. Dengan peluang tersebut, Jasindo tetap optimis mengejar pendapatan di semester dua tahun 2020,” kata Diwe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×