Reporter: Feri Kristianto |
JAKARTA. Asuransi ACE Life Assurance awal bulan ini memberhentikan 42 orang agen mereka dengan alasan pelanggaran etika. Rinciannya, empat orang Regional Agency Manager (RAM) dan sisanya agen biasa.
Dari salinan surat pemberhentian yang didapat KONTAN, alasan pemberhentian karena evaluasi kinerja. Agen tersebut dianggap telah melanggar ketentuan yang tercantum pada pasal 10.3 Perjanjian Manager Keagenan.
Bunyi pelanggarannya, mereka dianggap tidak mempergunakan waktu dan perhatian setiap saat mengelola dan mengawasi anggota dari unit produksi, baik dari pengadaan rapat maupun tinjauan secara mingguan/bulanan/tahunan. Surat ini berlaku sejak 4 November 2011 dan sejak itu mereka tidak berhak mendapatkan komisi maupun kompensansi.
Menurut pengakuan salah seorang RAM yang dipecat, Nicholas Komajaya, pemberhentian tersebut aneh. Dia mengaku masih tetap produktif, seperti mengajar dan menghadiri seminar ACE Life. "Bahkan dari target minimal premi Rp 1 miliar per tahun, per 1 November sudah Rp 800 juta," ujar Nicholas kepada KONTAN, Rabu (23/11).
Nicholas menuding, manajemen ACE Life memberhentikan karena faktor suka tidak suka. Sebab ada agen yang berproduksi lebih rendah tetap dipertahankan. Ada juga agen yang bekerja untuk perusahaan lain tidak mendapatkan sanksi. Nicholas pun mengaku tidak mendapat surat pengakhiran perjanjian manager keagenan. Padahal surat ini menjadi modal untuk bekerja di asuransi lain.
Director of Agency ACE Life Assurance Kaidir Karsumin mengakui, memang ada pemberhentian. Namun, ia membantah tegas jika alasannya karena masalah produksi. Menurutnya, ada etika asuransi yang dilanggar. Padahal etika tersebut disepakati oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAJI).
Lebih rincinya, ACE Life mendapatkan bukti bahwa beberapa agen bekerja di tempat lain. Alasan lain, pengaruh keberadaan pegawai tersebut buruk bagi lingkungan perusahaan. Misalnya, ada yang terbukti mengajak bergabung di asuransi kompetitor.
Kaidir mengatakan, pihaknya memperingatkan sejak Juni lalu lewat surat panggilan. Namun, tidak ada tanggapan setelah dua sampai tiga kali surat. "Surat kami kirimkan, telepon, sms, BlackBerry Messenger (BBM) juga tidak ada tanggapan," kata Kaidir. Ia mempersilakan jika agen memprotes. Ia menyarankan agar agen mengadu ke AAJI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News