Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
Sementara sisa dari laba bersih tahun buku 2022 yang tidak ditentukan penggunaannya dicatat sebagai saldo laba. Yield dividen Bank Danamon akan mencapai 4,05%.
Terbaru ada PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) yang bakal menebar dividen tunai sebesar Rp 1,33 triliun atau 40% dari laba yang diperoleh perseroan pada tahun buku 2022 yang mencapai Rp 3,3 triliun.
Presiden Direktur NISP Parwati Surjaudaja menyatakan, para pemegang saham akan memperoleh dividen tunai senilai Rp 58 per aham. "Sementara sisa laba sebesar Rp 100 juta digunakan untuk cadangan umum, dan sisa laba bersih ditetapkan sebagai laba ditahan," ujar Parwati.
Baca Juga: Bank BJB (BJBR) Bayar Dividen Dengan Yield 7,55%, Ini Jadwal Lengkapnya
Perlu diketahui, di tengah kondisi ekonomi yang semakin pulih, pada 2022 Bank OCBC NISP berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 3,3 triliun, atau meningkat 32% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,5 triliun. Selain itu, total aset Bank OCBC NISP pada 2022 tumbuh 11% YoY menjadi Rp 238,5 triliun.
Tumbuhnya laba Bank OCBC NISP juga didorong antara lain oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 14% YoY dan penurunan pada beban cadangan kerugian sebesar 25% YoY.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai, dari sisi prospek sahamnya, jelas dengan adanya pemberian dividen yang besar memperlihatkan posisi kas keuangan yang kuat dari keempat bank swasta tersebut, dengan hasil kinerja yang sangat baik sepanjang 2022.
Selain itu, kata Reza kenaikan penyaluran kredit yang ditopang oleh perbaikan ekonomi juga menjadi faktor pendorong dari prospek saham bank-bank swasta yang baru saja membagikan dividen.
"Ke-4 saham bank tersebut, yakni NISP, BNGA, BDMN, BNLI menarik dari sisi kinerja. Selain itu, OCBC NISP PBV-nya menarik karena lebih rendah dari yang lainnya. Namun, dari sisi likuiditas, BNGA juga menarik," terang Reza kepada kontan.co.id, Selasa (11/4).
Sementara Guru Besar FEB UI/Ekonom UI Prof Budi Frensidy mengatakan, prospek saham bank swasta masih menarik, faktor pemicunya adalah laba bersih audited yang telah diperoleh dan rencana capital expenditure ke depannya.
Baca Juga: Bank BJB Tebar Dividen Rp 1,1 Triliun, Naik Jadi Rp 104,55 per Lembar Saham
"Jika dilihat dari pembagian dividennya saham bank swasta yang menarik, yakni yang dividen payout-nya melebihi ekspektasi dan rata-rata tahun sebelumnya yang menarik untuk dikoleksi, selain yang PBV dan PER-nya masih rendah," katanya.
Adapun Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki melihat, prospek saham perbankan swasta masih berpotensi bagus di 2023, recovervy ekonomi juga berpotenis bisa meningkatkan loan disbursement di tahun ini. Di sisi lain, ia juga menilai, kinerja sektor perbankan masih berpotensi tumbuh 9%-10% di tahun 2023.
Menurutnya, BDMN dan BNGA akan membagikan dividen yang cukup besar namun jika melihat yield nya maka BNGA memiliki yield tertinggi sekitar 8,7% (penutupan hari ini 1305), lalu NISP 7,1%.
Selain itu, ia juga melihat BNGA dan NISP sudah lumayan banyak kenaikan sahamnya sejak RUPS di selenggarakan. "Jadi hati-hati dengan dividen trap yang berpotensi muncul," ungkapnya.
Yaki menargetkan harga saham BNGA TP Rp 1.455, BDMN TP Rp 3.040, NISP TP Rp 865, dan BNLI TP Rp 1.005
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News