Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pembiayaan akan diwarnai dengan aksi akuisisi sejumlah perusahaan asing terhadap pemain lokal. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang W Budiawan mengatakan, terdapat empat investor asing yang akan berinvestasi di bisnis multifinance Indonesia.
"Targeted company etikanya tidak bisa disebutkan. Ada empat yang termonitori dan masih proses due diligence oleh konsultan keuangan dan belum ada aplikasi ke perizinan IKNB OJK,"ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (20/5).
Para investor ini antara lain berasal dari Korea Selatan dan Singapura. Salah satu pemain yang masuk dalam radar yang dibidik adalah PT Artha Prima Finance dikabarkan bakal digaet oleh konglomerasi asal China, Ping An.
Sementara itu, Komisaris Utama PT Artha Prima Finance Simon Pratama belum dapat mengonfirmasi hal tersebut. "Maaf saya belum bisa disclose informasi apa pun,"ujarnya.
Namun, Simon mengonfirmasi hingga saat ini Buana Sejahtera Group yang masih menjadi pemegang saham tunggal Artha Prima Finance. Portofolio Artha Prima Finance saat ini didominasi sebesar 100% kendaraan penumpang beroda empat.
Tahun ini Artha Prima Finance menargetkan pembiayaan senilai Rp 500 miliar, atau tumbuh 10% secara tahunan. Dengan nilai ekuitas sebesar Rp 300 miliar.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan akuisisi yang ingin dilakukan oleh investor asing merupakan hal yang wajar. "Multifinance bisa membiayai apa saja seperti investasi, modal kerja, multiguna, jadi peluang bisnisnya cukup besar. Kalo dari sisi permodalan cukup besar tetapi tidak sebesar perbankan,"ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (19/5).
Jadi pangsa pasar yang paling utama. Sebagai negara penduduk yang besar, yang kaya akan sumber daya alam jadi potensi bisnis yang digali bisa banyak.
Asal tahu aja, piutang pembiayaan mengalami pertumbuhan 5,17% yoy atau meningkat sebesar Rp 21,66 triliun menjadi Rp 440,86 triliun per Maret 2019. Apabila dilihat berdasarkan jenis kegiatan usaha, pembiayaan multiguna tumbuh 6,55% yoy, pembiayaan modal kerja tumbuh 2,42% yoy, dan piutang pembiayaan investasi meningkat sebesar 10,66% yoy. Kenaikan pada pembiayaan investasi berasal dari kontribusi sektor pertambangan, sektor transportasi dan sektor konstruksi.
Pembiayaan kendaraan bermotor roda 4 tumbuh 4,29% yang ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan kendaraan roda empat baru, sementara untuk roda empat bekas tumbuh minus 2,94%. Sedangkan untuk pembiayaan kendaraan roda dua baru dan bekas memberikan kontribusi pertumbuhan yang hampir sama di sekitar 5%-7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News