Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) menyambut baik kebijakan pemerintah terkait dengan intensif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB) dan kendaraanhybrid.
Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan mengatakan kebijakan PPN DTN merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang menjadi suatu hal positif bagi industri otomotif. Terutama pada penjualan kendaraan listrik, serta berkontribusi terhadap tujuan dan lingkungan yang berkelanjutan.
“Sedangkan pada perusahaan pembiayaan (multifinance) sendiri, secara simultan akan berdampak positif pada penyaluran pembiayaan kendaraan listri,” kata Wahyudi kepada Kontan, Selasa (17/12).
Baca Juga: Insentif Pajak Mobil Listrik dan Hybrid Berlaku pada 2025, Begini Tanggapan Hyundai
Wahyudi mengatakan BNI Finance akan melakukan sejumlah strategi untuk meningkatkan pembiayaan kendaraan listrik. Diantaranya dengan membuat skema pembiayaan kendaraan listrik yang menarik dengan bunga yang kompetitif dan BRI Finance sebagai bagian dari BRI Group akan bersinergi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Ia menyebut sampai dengan saat ini, BRI Finance terus mendorong atau memaksimalkan captive market yang memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan penyaluran pembiayaan dengan kualitas yang baik.
“Sehingga perusahaan tidak menetapkan target untuk pembiayaan kendaraan listrik, namun perusahaan tetap mengembangkan strategi untuk meningkatkan pembiayaan kendaraan listrik,” imbuhnya.
BRI Finance mencatat porsi penyaluran pembiayaan kendaraan listrik hanya berkontribusi sebesar 0,05% terhadap total penyaluran pembiayaan.
Meski tidak menyebutkan nilainya, ia mengatakan, penyaluran pembiayaan listrik meningkat 124% secara year on year (YoY) pada September 2024.
Baca Juga: Meski Masih Mini, Penyaluran Pembiayaan Kendaraan Listrik BRI Finance Mulai Naik
BRI Finance menargetkan total pembiayaan mencapai Rp 3 triliun hingga akhir tahun ini. Sedangkan, hingga September 2024, perusahaan pembiayaan ini mencatatkan pertumbuhan pembiayaan 14% secara year on year (YoY), untuk sektor modal kerja dan pembiayaan investasi.
Wahyudi menuturkan portofolio pembiayaan BRI Finance sebesar 20% didominasi oleh pembiayaan komersial atau untuk investasi dan modal kerja.
“Sementara untuk sisanya yakni 80% adalah pembiayaan konsumtif, antara lain seperti pembiayaan kendaraan baru dan kendaraan bekas,” imbuhnya.
Selanjutnya: Mandiri Utama Finance Targetkan Kredit Kendaraan Listrik Naik 8%
Menarik Dibaca: Yogyakarta Hujan Ringan Mulai Sore, Pantau Prakiraan Cuaca Besok di DIY
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News