Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ditengah kondisi makro ekonomi yang tak terlalu pasti pada tahun depan, bankir berusaha melakukan antisipasi dengan menambah jumlah pencadangan kredit bermasalah. Pencadangan yang dimaksud adalah penambahan terkait dengan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).
Anggoro Eko Cahyo, Direktur Keuangan BNI bilang pada tahun dengan bank memproyeksi rasio pencadangan meningkat lebih signifikan. “Dibanding 2018 sebagai antisipasi terhadap kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya sesuai harapan,” kata Anggoro, kepada kontan.co.id, Jumat (14/12).
Selain itu rencana menaikkan rasio pencadangan ini juga sejalan dengan faktor ekonomi global yang jauh lebih fluktuatif dan dapat berpengaruh terhadap kualitas kredit. BNI mengakui beberapa bank besar pada tahun ini mencatat rasio pencadangan terhadap kredit bermasalah atau rasio coverage tidak berubah atau bahkan turun dibandingkan posisi sebelumnya.
Sampai kuartal III-2018, rasio pencadangan BNI sebesar 152% atau naik dibandingkan akhir 2017 148%. Hal ini menurut Anggoro bertujuan untuk strategi manajemen risiko kredit.
Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA mengatakan pencadangan pasti selalu disesuaikan dengan kondisi bisnis yang semakin dinamis. “Serta hal yang tidak terduga dan diluar control seperti kejadian gempa,” kata Jan kepada kontan.co.id, Jumat (14/12).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News