Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Ia menyatakan saat ini investasi BP Jamsostek di pasar modal sekitar Rp 150 triliun baik untuk saham maupun reksa dana. Jika dana itu ditarik dari pasar, maka akan kehilangan peluang hasil yang lebih baik untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang.
Begitupun bagi pasar modal akan merupakan suatu kerugian tersendiri dengan hilangnya salah satu investor besar sebagai penggerak pasar yang tentunya akan dapat berakibat pada melambatnya pertumbuhan pasar modal Indonesia.
Baca Juga: Jaksa Agung sebut ada 7 orang calon tersangka dalam kasus korupsi Asabri
“Saya kira harus dilihat dari maksud dan tujuan investasinya. Jika tujuannya untuk liabilitas jangka panjang, pasar modal (Saham) merupakan investasi yang dapat memberikan imbal hasil yang lebih baik. Karena Investasi pada saham secara fundamental diposisikan sebagai investasi jangka panjang yang mengharapkan longterm growth,” katanya.
Walaupun ia mengakui volatilitasnya lebih tinggi, tapi memiliki peluang imbal hasil yang lebih baik. Ia menyebut hal ini harus dipahami secara bersama oleh pihak yang berkepentingan. Apalagi sebagian dana BP Jamsostek terkait dengan kewajiban jangka panjang.
Selanjutnya: Jaksa Agung sebut kasus BP Jamsostek terpisah dari Jiwasraya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News