Reporter: Annisa Fadila | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemeritah telah meminta industri keuangan untuk menangguhkan pembayaran cicilan selama 1 tahun bagi nasabah yang terimbas wabah corona. Kebijakan tersebut diberikan kepada pelaku UMKM maupun pengemudi ojek juga taksi online.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, wabah corona menjadikan pemerintah mengeluarkan kebijakan Work From Home (WFH) sehingga menyebabkan pendapatan pekerja yang tidak berpenghasilan tetap kian menurun.
Baca Juga: Ada relaksasi kredit, APPI: Jangan sampai ada kesalahpahaman
“Dengan pendapatan mereka turun tentu akan menjadi sesuatu yang berat untuk mereka (pengemudi taksi, ojek) membayar cicilan. Maka dari itu pemerintah berusaha untuk membantu,” Jelasnya saat di hubungi Kontan.co.id (28/3).
Meski begitu, Suwandi bilang, pelonggaran tersebut berpotensi menimbulkan gangguan terhadap bisnis multifinance. Sebab, apabila nasabah multifinance menangguhkan pembayaran cicilan akan berpengaruh dalam penyaluran dana ke bank.
“Multifinance dapat pinjaman dana dari bank, kalau sekarang masyarakat tidak membayar otomatis kita (multifinance) akan terlambat bayar ke bank juga. Maka dari itu yang mampu untuk membayar jangan ikut-ikutan tidak bayar,” ujarnya.
Sekretaris Perusahaan Buana Finance Ahmad Khaetami mengatakan, pihaknya masih melakukan pengkajian terhadap kebijakan tersebut. Meski begitu, ia menambahkan, pelonggaran itu akan berdampak terhadap perbankan juga Industri Keuangan Non Bank (IKNB).
“Pengaruh corona terhadap multifinace cukup terasa, seperti pengaruh ke pembiayaan macet (NPF)," ujarnya, Sabtu (29/3).
Sementara Direktur Keuangan FIF Group Hugeng Ghozali mengatakan apabila relaksasi tersebut tidak terkontrol maka akan berdampak kepada seluruh industri keuangan.
Baca Juga: Kebijakan Jokowi tak diindahkan, pengemudi ojol masih ditagih debt collector
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News