kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada rumor bank pelat merah harus selamatkan Muamalat, ini kata BTN


Senin, 07 Oktober 2019 / 05:01 WIB
Ada rumor bank pelat merah harus selamatkan Muamalat, ini kata BTN
ILUSTRASI. Bank Muamalat


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian BUMN dikabarkan meminta sejumlah bank pelat merah untuk menyuntikan dana ke PT Bank Muamalat Tbk. Bahkan proses due diligence dikabarkan telah dimulai.

Asal tahu Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin yang akan dilantik 20 Oktober 2019 mendatang merupakan mantan Dewan Pengawas Syariah di Bank Muamalat.

Menanggapi kabar tersebut, Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Keuangan Nixon Napitupulu mengaku belum mendapat arahan dari Kementerian BUMN.

“Sejuah ini kami belum tahu, lagi pula bank BUMN ini kan ada empat. Mungkin someday akan diajak bicara juga,” katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (6/10).

Bank dengan bisnis utama di segmen pembiayaan perumahan ini saat ini disebut Nixon tengah menyiapkan aksi untuk menyapih alias spin off unit usaha syariah (UUS).

Baca Juga: Meski kue uang elektronik dikerubuti, perbankan tetap bisa unjuk gigi

Tahun depan targetnya, perseroan akan melapor kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bagaimana mekanisme spin off yang akan dijalankan.

Nixon sebelumnya saat Media Gathering, Jumat (4/10) di Yogyakarta menjelaskan perseroan punya tiga opsi terkait spin off UUS. Pertama, spin off akan dilakukan secara mandiri.

“Opsi ini sepertinya tidak akan dijalankan karena dari kalkulasi kami kalau membuat perusahaan baru waktu yang dibutuhkan akan panjang. Sementara dari hitungan kasar kami setidaknya butuh Rp 4,5 triliun hingga Rp 5 triliun untuk menjaga ekspansi BUS (bank umum syariah) yang kami dirikan setidaknya hingga lima tahun setelah spin off,” katanya.

Sedangkan opsi kedua adalah perseroan berencana untuk membeli BUS berukuran kecil yang sudah ada dan kemudian dan kemudian melimpahkan aset UUS perseroan ke BUS tersebut.

Baca Juga: BJ Habibie wafat, Bank Muamalat kehilangan sosok pendiri

Sayangnya opsi ini juga kandas, Nixon bilang sejatinya perseroan telah memiliki dua calon BUS untuk digabung dengan UUS perseroan. Namun, perseroan menilai dua calon BUS tersebut tak memiliki kriteria yang ditentukan.

Nah, opsi terakhir adalah kebalikan dari opsi sebelumnya. UUS perseroan akan diakuisisi oleh BUS yang sudah ada. Ini jadi opsi yang paling potensial sebab Nixon bilang, saat ini telah menjalin komunikasi terkait dengan BUS milik bank pelat merah.

“Saya belum bisa bilang siapa BUS yang dimaksud. Yang jelas mereka tertarik dengan portofolio pembiayaan perumahan UUS kami. Dan bagi kami pun mereka punya kapasitas dari aspek pendanaan yang masih jadi tantangan buat kami,” jelas Nixon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×