kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski kue uang elektronik dikerubuti, perbankan tetap bisa unjuk gigi


Minggu, 15 September 2019 / 15:00 WIB
Meski kue uang elektronik dikerubuti, perbankan tetap bisa unjuk gigi
ILUSTRASI. Transaksi E-Money


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis uang elektronik makin semarak. Besarnya kue uang elektronik di Tanah Air pun banyak membuat industri keuangan non bank (IKNB) turut ikut mencicipi bisnis tersebut. 

Kendati demikian, industri perbankan hingga kini nyatanya masih menjadi salah satu pemakan kue terbesar. Ambil contoh, PT Bank Mandiri Tbk, salah satu bank plat merah ini mengaku dengan adanya sinergi antar BUMN lewat dompet elektronik LinkAja kian membuat bisnis semakin luas.

Baca Juga: BNI dan Shinhan Bank salurkan kredit sindikasi pertambangan senilai US$ 231 juta

Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan bersama dengan Himbara yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) LinkAja bakal tumbuh menjadi salah satu pemain besar di bisnis uang elektronik berbasis server.

Menurutnya, lewat kolaborasi ini penetrasi transaksi non tunai LinkAja di tahun ini bakal menembus 6,2 juta pengguna aktif di tahun 2019 saja. Sekadar informasi, LinkAja merupakan uang elektronik berbasis aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk melakukan isi saldo dan menggunakannya untuk berbagai transaksi. 

Dengan menggunakan LinkAja, pengguna dapat melakukan transaksi pembelian pulsa/paket data, pembelian/bayar listrik, transaksi di berbagai merchant offline dan online (seperti Tokopedia, Bukalapak). 

Ke depannya aplikasi ini juga akan berfungsi sebagai dompet elektronik, sehingga tidak hanya uang elektronik, pengguna juga dapat menggunakan kartu debit atau kredit untuk bertransaksi melalui aplikasi dengan cara menambahkan kartu debit atau kredit.

Pun, bank berlogo pita emas ini mengklaim pihaknya masih menjadi jawara dalam bisnis uang elektronik berbasis kartu chip yakni Mandiri e-money. Tidak main-main, dari segi transaksi pada bulan Juli 2019 tercatat e-money sudah membukukan 100 juta transaksi dalam satu bulan saja. 

Baca Juga: Mengenal amalan, fintech di klaster online distress solution, regulatory sandbox OJK

Pun, nilai transaksi dalam bulan Juli 2019 saja, tercatat sudah mencapai Rp 9,4 triliun atau naik 17% secara year on year (yoy).

Sementara sejak awal 2019, total transaksi Mandiri e-money sudah menembus 670 juta transaksi dengan jumlah kartu yang diterbitkan hampir menyentuh 19 juta keping. 

"Dari sisi penerimaan transaksi, Bank Mandiri bekerja sama dengan beragam sektor baik sektor transportasi seperti MRT, TransJakarta, LRT, Damri, ASDP, tol, parkir, maupun sektor retail seperti Indomaret dan Alfamart dan food & beverages serta SPBU. Tahun ini fokus untuk peningkatan acceptance bidang parkiran dan berbagai merchant acceptance lainnya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (13/9) malam.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×