Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada industri perbankan, kini telah terjadi tren adanya perubahan atau switching penempatan dana di Surat Berharga Negara (SBN) ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Maklum, imbal hasil yang lebih tinggi dari SRBI telah menjadi daya tarik sendiri bagi perbankan untuk memindahkan dananya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono membenarkan bahwa memang ada sedikit realokasi yang dilakukan oleh perbankan dari instrumen SBN ke SRBI. Namun, ia memastikan itu tak mempengaruhi fungsi utama perbankan yaitu menyalurkan kredit.
Dalam hal ini, ia memaparkan bahwa dari alokasi aset industri perbankan, porsi penyaluran kredit milik perbankan terlihat naik. Itu terlihat dari periode Desember 2023 hingga periode Juni 2024 ini.
Secara rinci, ia menyebutkan alokasi aset Bank BUMN yang untuk penyaluran kredit naik dari 68% menjadi sekitar 71,9%. Di sisi lain, untuk alokasi aset bank-bank swasta KBMI 3 dan KBMI 4 yang untuk kredit telah naik dari 61,7% menjadi 63,28%.
Di sisi lain, alokasi aset perbankan yang ditempatkan di BI justru masih tercatat ada penurunan. Untuk Bank BUMN turun dari 9,3% menjadi 5,46%, sementara untuk bank KBMI 3 dan KBMI 4 turun dari 7,84% menjadi 6,14%.
Baca Juga: Kredit Perbankan Hanya Tumbuh 12,36% Pada Kuartal II-2024
“Bank tetap menjalankan fungsinya yaitu untuk kredit dan progresnya dari Desember 2023 ke Juni 2024 itu terus naik menuju posisi sebelum pandemi di kisaran 70%,” ujar Doni, Rabu (17/7).
Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan SRBI memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan SBN untuk menjaga agar tidak banyak aliran dana asing yang ke luar. Di mana, selama beberapa bulan terakhir, asing banyak ke luar dari SBN dan pasar saham.
Alhasil, Perry bilang perlu instrumen SRBI dengan bunga yang lebih tinggi setidaknya dalam jangka pendek. Di tambah, saat ini imbal hasil dari US Treasury untuk tenor 2 tahun juga lebih tinggi dibandingkan dengan yang 10 tahun.
“Nanti kemungkinan di kuartal IV bunga US Treasury yang tenor 2 tahun dan 10 tahun akan konvergen maka bunga SBN dan SRBI juga akan mengalami hal yang sama,” ujar Perry.
Sebagai informasi, suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan tanggal 12 Juli 2024 tercatat masing-masing pada level 7,30%, 7,39%, dan 7,43%. Sementara, imbal hasil SBN tenor 2 dan 10 tahun relatif stabil, per 16 Juli 2024 masing-masing sebesar 6,68% dan 6,95%,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News