kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Adira bidik pertumbuhan premi asuransi kesehatan


Kamis, 14 Januari 2016 / 17:37 WIB
Adira bidik pertumbuhan premi asuransi kesehatan


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Meski pasar asuransi kesehatan diramal masih akan stagnan di 2016 ini, namun sejumlah pemain masih menggantungkan harapan pada lini bisnis tersebut. Perusahaan asuransi masih cari celah untuk menggaet pasar.

Contohnya PT Asuransi Adira Dinamika alias Adira Insurance. Perseroan justru mematok porsi premi dari lini bisnis ini harus lebih tinggi ketimbang tahun kemarin.

Direktur Utama Adira Insurance, Indra Baruna menyebut untuk 2016 ini, pihaknya berharap kontribusi premi dari lini asuransi kesehatan setidaknya bisa menembus 20%. Sedangkan di tahun lalu, porsinya baru ada di kisaran 15%.

Secara total, target premi yang dikejar perusahaan sendiri mencapai Rp 3,4 triliun. Atau lebih tinggi 30% dari target yang dipatok sepanjang 2015.

Artinya dari produk asuransi kesehatan, Adira Insurance mengincar premi minimal Rp 680 miliar sampai tutup tahun nanti.

Langkah menggenjot lini asuransi kesehatan karena masih ada potensi pasar yang bisa mereka garap. Meski kehadiran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sudah cukup berdampak pada laju industri asuransi kesehatan secara umum.

Misalnya saja, potensi asuransi kesehatan ritel untuk kalangan menengah ke atas. "Kami genjot di kesehatan. Bisa jadi kompelemter dengan BPJS Kesehatan," katanya beberapa waktu lalu.

Di akhir 2015, Adira Insurance memang telah memperluas layanan produk asuransi kesehatan dengan memasarkan Hospital Cash Plan (HCP) untuk kalangan individu. Produk ini melengkapi produk asuransi kesehatan sebelumnya yang menyasar pasar korporat.

Selain itu, asuransi kesehatan juga menjadi salah satu lini bisnis yang diandalkan untuk mendiversifikasi bisnis Adira Insurance. Karena lini asuransi kendaraan diramal masih butuh waktu untuk bisa menunjukan perbaikan yang optimal sejalan dengan pasar otomotif yang belum berlari kencang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×