Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) membeberkan sejumlah tantangan yang akan menghadang industri multifinance pada 2025. Direktur Penjualan, Pelayanan, dan Distribusi Adira Finance Niko Kurniawan mengatakan salah satunya adanya tantangan dari sisi pertumbuhan perekonomian Indonesia tahun ini karena adanya dampak dari perekonomian dunia.
Dia mengatakan dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), perekonomian dunia berpotensi mengalami dinamika karena kebijakan yang dikeluarkannya. Apabila hal tersebut berdampak terhadap China sehingga perekonomian melemah, tentu dampaknya sangat luar biasa ke Indonesia, karena ekspor Indonesia banyak ke China.
"Akibatnya, ekonomi Indonesia juga akan ikut melemah, sehingga daya beli ikut melemah. Tantangan paling utama di situ," ungkapnya seusai konferensi pers acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 di JI-Expo, Kamis (13/2).
Baca Juga: Adira Finance Hadirkan Berbagai Promo Menarik Selama IIMS 2025
Tantangan lainnya, Niko menyebut tren US Dollar yang makin menguat, membuat harga barang juga akan naik, ditambah adanya kenaikan pajak pada tahun ini.
Meskipun demikian, Niko optimistis pelaku usaha multifinance akan menyambut positif semua tantangan yang ada. Dia juga meyakini pemerintah tidak akan membiarkan berbagai tantangan tersebut begitu saja dan akan membuat aturan-aturan yang mendukung industri multifinance.
"Contohnya, seperti adanya insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk mobil listrik pada 2025. Harapannya, market berpotensi tumbuh," tuturnya.
Baca Juga: Adira Finance Targetkan Pembiayaan Kendaraan Baru Tumbuh 12,5%-15% pada 2025
Lebih lanjut, untuk mengantisipasi adanya pelemahan daya beli sehingga memengaruhi daya bayar, Niko menyebut Adira Finance pertama-tama tentu saja akan melakukan analisis lebih mendalam. Dia menyebut Adira Finance juga akan lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan dan akan menyasar ke nasabah yang memang layak mendapatkan pembiayaan.
"Kami akan selektif untuk melihat daya bayar (kemampuan) nasabah juga," kata Niko.
Adapun Adira Finance menargetkan pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini sebesar 10%-15%, jika dibandingkan pencapaian pada 2024. Sebagai informasi, pada 2024, Adira Finance mencatatkan total pembiayaan baru mencapai Rp 36,6 triliun. Dari jumlah tersebut, 73% berasal dari sektor otomotif, sedangkan 27% berasal dari segmen non-otomotif.
Baca Juga: Adira Finance Optimistis Kinerja Pembiayaan Dana Tunai Meningkat Jelang Ramadan
Selanjutnya: Perdana, Honda Hadirkan Mobil Listrik Honda e:N1 di Indonesia,Ekslusif Hanya 300 Unit
Menarik Dibaca: K Fitness Targetkan 10 Cabang Baru di Luar Jakarta pada Tahun Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News