Reporter: Feri Kristianto |
JAKARTA. Perusahaan asuransi sudah bersiap mengantisipasi dampak kebijakan Bank Indonesia soal loan to value (LTV) kendaraan bermotor yang mulai berlaku pada 15 Juni mendatang. Lihat saja PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance), mereka urung menargetkan premi 2012 sebesar Rp 1,8 triliun atau tumbuh 28% dibanding tahun lalu Rp 1,4 triliun. Anak usaha Bank Danamon ini terpaksa merevisi target sekitar Rp 100 miliar menjadi hanya Rp 1,7 Triliun.
Bandingkan dengan pencapaian premi tahun 2011 yang tumbuh 40% dibanding tahun 2010. "Mau tidak mau harus merevisi target," ujar Indra Baruna, Wakil Presiden Direktur Adira Insurance pada Senin (28/5). Keputusan ini diambil karena dampak kebijakan LTV pasti memukul industri kendaraan bermotor dan pembiayaan.
Dus, kontribusi premi kendaraan bermotor di Adira Insurance mendominasi yakni 64%. Sisanya, 36% kontribusi berasal dari premi asuransi non kendaraan bermotor, seperti marine cargo, general accident dan properti. Nah lini distribusi pembiayaan berkontribusi besar.
Namun meski dampaknya besar, Adira Insurance tidak akan menyasar asuransi kendaraan bekas untuk menutupi dampak LTV. Indra mengatakan, risiko asuransi kendaraan bekas juga tinggi. Mending memilih fokus menggarap lini distribusi ritel seperti asuransi kecelakaan. Hasilnya sudah pasti meski harus berjuang lebih keras untuk memasarkan. "Ritel lebih menjanjikan untuk saat ini," ungkap pria yang kabarnya akan mengisi posisi Presiden Direktur Adira Insurance yang ditinggalkan Willy S Dharma ke Adira Multifinance tersebut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News