kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI: Tahun depan kredit konsumsi akan normal


Selasa, 15 Mei 2012 / 18:07 WIB
ILUSTRASI. Anggota Komisi XI DPR RI M Misbakhun tengah diwawancarai sejumlah wartawan (20/2/2018). DOK/KONTAN


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis tren perlambatan pertumbuhan kredit konsumsi (KK) dibandingkan kredit investasi (KI) dan kredit modal kerja (KMK) akan berangsur-angsur kembali normal tahun depan. Oleh karena itu, BI menilai industri tak perlu cemas penerapan aturan Loan to Value (LTV) KPR dan Uang Muka KKB akan mengerem pertumbuhan industri.

"Ibaratnya mesin penyaluran kredit kita saat ini adalah Ferrari. Kalau mesinnya Ferrari tapi pakai ban yang jelek, bisa slip. Makanya kita berhenti dulu, masuk pit stop, nanti baru digas kencang lagi," ujar Direktur Eksekutif Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Mulya E Siregar, Selasa (15/5).

Ia menambahkan, aturan LTV dan uang muka memang bakal berdampak pada penyesuaian permintaan KPR dan KKB sehingga terjadi perlambatan. BI memperkirakan lama penyesuaian itu sekitar 3-4 bulan untuk KKB dan 7-8 bulan untuk KPR. "Tahun depan akan normal lagi. Yang penting kan sekarang jadi lebih hati-hati," ujar Mulya.

Berdasarkan data BI per Maret 2012, pertumbuhan KK tercatat 20,5% sementara KI sebesar 30,1% dan KMK sebesar 25,9% dibandingkan Maret 2011. Di bulan Februari 2012, KK juga tumbuh paling kecil yakni sebesar 19,6% sementara KMK dan KI masing-masing sebesar 23,4% dan 33,2%. Adapun per Januari 2012 tercatat pertumbuhan KK sebesar 20,3%, KMK sebesar 20,2%, dan KI sebesar 38,1% dibandingkan Februari 2011.

Kalau ada perlambatan yang signifikan, Mulya mengatakan BI akan duduk bersama dengan pelaku industri untuk mencari titik temu.

"Intinya ini dijalani dululah. Saya pikir tidak separah yang ditakutkan. Kita optimistis dan terus lakukan pengawasan," tandas Mulya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×