kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.605   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.153   -85,53   -1,04%
  • KOMPAS100 1.129   -15,68   -1,37%
  • LQ45 806   -13,59   -1,66%
  • ISSI 288   -1,98   -0,68%
  • IDX30 422   -6,44   -1,50%
  • IDXHIDIV20 481   -5,50   -1,13%
  • IDX80 125   -1,86   -1,47%
  • IDXV30 134   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 134   -1,81   -1,33%

ADPI Sebut Investasi di ESG Masih Didominasi Perusahaan Dapen Besar


Kamis, 07 September 2023 / 19:44 WIB
ADPI Sebut Investasi di ESG Masih Didominasi Perusahaan Dapen Besar
ILUSTRASI. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). ADPI Sebut Investasi di ESG Masih Didominasi Perusahaan Dapen Besar.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Investasi industri dana pensiun (Dapen) pada prinsip keuangan berkelanjutan di instrumen Environment, Social dan Governance (ESG) belum begitu masif. Pasalnya, perusahaan Dapen masih mempertimbangkan mencari imbal hasil (return) yang menarik.

Berdasarkan roadmap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Berkelanjutan Fase II 2021-2025, memberikan arah kepada industri jasa keuangan untuk menerapkan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan.

Disebutkan bahwa bagi lembaga Dana Pensiun akan difokuskan pada porsi investasi dana kelolaan di instrumen keuangan yang berkelanjutan baik di pasar uang maupun pasar modal.

Baca Juga: OJK Siapkan RPOJK Penyelenggaraan Usaha Dana Pensiun

Staf Ahli Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi menyatakan bahwa komitmen investasi dengan prinsip ESG terutama dilakukan oleh perusahaan Dapen yang besar.

“(Perusahaan) yang kecil-kecil masih mempertimbangkan return yang lebih menarik,” ujarnya kepada Kontan.co.id, dikutip Kamis (7/9).

Bambang mengungkapkan bahwa porsi dana Dapen di instrumen investasi ESG belum begitu signifikan. Sebab, instrumen investasi masih sangat terbatas yakni pada greenbond.

“Sementara (instrumen) yang lain belum membudaya. Imbal hasil belum kompetitif dengan intrumen yang terdahulu” ungkapnya.

Baca Juga: Tesla Tunda Investasi di Indonesia, Ini Kata Menteri Luhut

Lebih lanjut Bambang mengungkapkan bahwa ke depan perlu adanya literasi yang lebih intens dilakukan terkait investasi pada prinsip ESG ini. Menurutnya, ini agar masyarakat ataupun industri dapat mendukung penuh investasi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×