Reporter: Agustinus Respati | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) memaparkan bahwa potensi penyaluran pinjaman di luar Pulau Jawa sangat besar. Pihaknya mengatakan calon peminjam khususnya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih sangat potensial.
"Banyak penyelenggara yang kerja sama dengan pihak lokal di daerah di luar Pulau Jawa. Misalnya kerja sama dengan koperasi, BPD, dan BPR," terang Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede, pada Jumat (6/9).
Tumbur melihat kecenderungan penyaluran pinjaman di luar Pulau Jawa sampai dengan akhir tahun ini akan meningkat tinggi. Pun, peningkatan juga akan terjadi dari sisi pemberi pinjaman retail atau masyarakat juga kian meroket.
Baca Juga: Multifinance semakin rajin berinvestasi di fintech lending
Untuk melakukan penetrasi ke masyarakat di luar pulau Jawa, Tumbur menjelaskan pentingnya infrastruktur IT dan telekomunikasi. Masyarakat yang memiliki kedua poin tersebut harusnya siap menyerap penyaluran pinjaman oleh fintech lending.
"Kesiapan masyarakat di luar Pulau Jawa tergantung dua hal tersebut, akan lebih mudah melakukan pengenalan dan pemanfaatan aplikasi fintech lending di perkotaan," tambah dia.
Oleh karena itu, sejak 2017 AFPI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan sosialisasi di berbagai kota di luar Pulau Jawa. Hal ini terbukti mustajab untuk memperluas pemahaman masyarakat terhadap fintech lending.
Baca Juga: Wajib tahu, besaran bunga pinjaman di fintech maksimal 0,8% per hari
Perihal strategi fintech, pihaknya mengakui bahwa penyelenggara fintech lending kebanyakan berkantor pusat di Jakarta. Dus, strategi penyaluran pinjaman ke luar Jawa dilakukan melalui jejaring-jejaring atau ekosistem yang beroperasi di daerah-daerah.
Sekadar informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Juli 2019, penyaluran pinjaman oleh fintech lending ke luar Pulau Jawa sebesar Rp 7,04 triliun. Angka ini naik 131,20% secara year to date (ytd).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News