Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan digital makin mendorong penyaluran kredit kepada nasabah melalui skema digital lending (kredit digital). Digital lending ini merupakan sebuah skema pemberian pinjaman yang seluruh prosesnya dilakukan secara online/digital.
Salah satu bank digital yang merupakan anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), yakni PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) mencatatkan pertumbuhan penyaluran digital lending yang signifikan di sepanjang semester-I 2025.
Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi membeberkan bahwa untuk posisi Juni 2025, total kredit Bank Raya tercatat sebesar Rp 7,3 triliun atau tumbuh 7,5% secara tahunan (YoY). Ada pun pertumbuhan tersebut salah satunya didorong oleh pertumbuhan kredit digital, yang outstandingnya tercatat sebesar Rp 2,6 triliun Atau tumbuh 79,2% YoY.
“Pertumbuhan kredit digital tersebut didorong oleh champion product Bank Raya yaitu Pinang Dana Talangan,” kata Rustarti kepada Kontan, Senin (25/8/2025).
Baca Juga: BI-Rate Turun, Bank Raya Belum Berencana Turunkan Bunga Tabungan Digital
Rustarti menjelaskan bahwa produk Pinang Dana Talangan ini ditujukan untuk mendukung produktivitas bisnis keagenan, yang mana di kuartal II-2025 ini berhasil mencatatkan penyaluran sebanyak Rp 11,36 triliun atau tumbuh 57,5% YoY kepada sekitar 43 ribu agen BRILink dan Agen Gadai.
Kemudian dicatat juga di kuartal II-2025 bahwa outstanding Pinang Dana Talangan mencapai Rp 800,75 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 63,2% YoY.
Selain itu, Pinang Flexi, yang merupakan pinjaman multiguna untuk nasabah payroll BRI Group mencatatkan pertumbuhan outstanding yang baik, menjadi sebesar Rp 1,01 triliun atau tumbuh 162,4% (yoy).
Baca Juga: Bank Digital Makin Buktikan Kinerja Efisien Ketimbang Bank Konvensional
Menilik laporan keuangan Bank Raya per Juni 2025, rasio Net Interest Margin (NIM) bank mengalami pertumbuhan, dari yang mulanya 4,31% per Juni tahun lalu menjadi 4,91% di Juni 2025. Asal diketahui saja, rasio NIM bank yang meningkat mendandakan kinerja bank dalam sisi intermediasi (penghimpunan dana dan penyaluran kredit) membaik.
Rustarti menyampaikan jika Bank Raya membidik pertumbuhan kredit secara keseluruhan sebesar single digit. Kemudian sejalan dengan transformasi Bank Raya menjadi menjadi bank digital, maka pertumbuhan kredit digital akan tercatat lebih tinggi, dengan kisaran pertumbuhan double digit
Terakhir Rustarti menjelaskan juga bahwa sejalan dengan upaya untuk mengoptimalkan sinergi ekosistem BRI Group, maka Bank Raya tetap konsisten untuk menyasar dan melayani segmen UMKM.
Hal yang sama juga dipaparkan oleh salah satu bank digital lainnya, yakni PT Bank Saqu Indonesia. Bank digital yang dimiliki oleh Astra Financial dan WeLab ini menyampaikan jika saat ini Bank Saqu telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan multifinance melalui skema indirect financing.
Selain itu, Bank Saqu juga menawarkan layanan digital lending kepada nasabah terpilih dari portfolio Bank, dengan tingkat suku bunga mulai dari 1.99% per bulan.
Baca Juga: Pertumbuhan Bank Digital Makin Kencang Kala Kinerja Bank Konvensional Lesu
Kendati tak memaparkan mengenai total kinerja penyaluran digital lending-nya, namun Head of Go To Market Bank Saqu Marcella Pravinata bilang bahwa pihaknya optimistis terhadap pertumbuhan digital lending hingga akhir tahun.
“Dengan respon pasar yang positif serta meningkatnya kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan, kami optimistis terhadap pertumbuhan hingga akhir tahun,” beber Marcella kepada Kontan.
Dia juga menjelaskan bahwa segmen yang disasar Bank Saqu saat ini ialah generasi muda produktif, termasuk solopreneur dan masyarakat urban yang menginginkan fleksibilitas dalam mengelola keuangan.
“Bank Saqu akan terus berkomitmen menggabungkan edukasi finansial dengan inovasi produk untuk mendampingi nasabah dalam mencapai tujuan mereka,” katanya.
Untuk diketahui, dalam laporan keuangan per Juni 2025 rasio NIM Bank Saqu berada di level 4,92%, sedikit menurun ketimbang rasio NIM Juni tahun lalu yang berada di 5,06%. Kendati begitu, rasio Non-Performing Loan (NPL) gross bank mengalami penurunan menjadi 1,71% dari Juni tahun 2024 lalu yang 1,85%.
Senada seirama, PT. Bank Seabank Indonesia juga salah satu bank digital yang membukukan penyaluran kredit tumbuh 44% YoY di sepanjang semester-I. Meski tak merinci berapa komposisi digital lending-nya, namun kredit yang disalurkan oleh bank digital ini mencapai Rp 26 triliun, dengan rasio NPL terjaga di angka 1.68%.
“Pertumbuhan kredit yang signifikan, efisiensi biaya dana serta biaya operasional berkontribusi langsung terhadap kinerja yang dibukukan bank selama semester I-2025,” kata Direktur Utama SeaBank Sasmaya Tuhuleley.
Menilik laporan keuangan Seabank per Juni 2025, rasio NIM bank per Juni 2025 berada di level 20.20%. Ada pun NIM ini meningkat dibandingkan catatan NIM Juni 2024 lalu yang berada di level 15,82%.
Baca Juga: Pendapatan Bunga Bersih Tumbuh, Laba Bersih Bank Digital Melejit di Semester I 2025
Selanjutnya: Begini Cara Pembatalan Tiket Kereta Api, Catat ya!
Menarik Dibaca: Begini Cara Pembatalan Tiket Kereta Api, Catat ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News