kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

AFPI prediksi NPL fintech terus meningkat


Kamis, 14 Mei 2020 / 22:42 WIB
AFPI prediksi NPL fintech terus meningkat
ILUSTRASI. Ilustrasi Fintech tumbang. KONTAN/Muradi/2018/04/10


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) memprediksi Non Performing Loan (NPL) fintech terus naik. Hal itu disebabkan adanya penundaan ataupun penurunan penghasilan pekerja yang ikut terganggu karena pandemi covid-19. Tercatat, pada Maret 2020 adapun NPL fintech mencapai 4,22%. Padahal, di bulan Februari hanya mencapai 3,92%.

Ketua Harian AFPI Kuseryansyah mengatakan, beberapa platform fintech yang bergerak di sektor produktif khususnya yang menyalurkan pendanaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengaku hingga akhir tahun NPL diprediksi terus meningkat. Namun, Kusernyansyah meminta perusahaan fintech dapat menyesuaikan diri dan mengatasi hal tersebut.

Baca Juga: Di tengah pandemi, bisnis Investree diklaim masih stabil

“Industri fintech P2P lending berharap dampak covid-19 bisa teratasi, hal ini dimungkinkan karena artificial intelligent atau credit scoring sehingga penyelenggara fintech dapat cepat menyesuaikan diri terhadap kondisi ekonomi saat ini,” ujarnya kepada Kontan (14/5).

Ia menambahkan meski NPL Maret 4,22%, tak menutup kemungkinan NPL fintech naik 1% di periode mendatang. Oleh karenanya, ia menghimbau perusahaan fintech lending dapat mengendalikan NPL agar tetap stabil.

Kuseryansyah bilang, dalam mengendalikan NPL perusahaan fintech bisa mengambil tindakan untuk menjaga segmen pasar yang masih stabil. Tak hanya itu, ia menyebutkan industri fintech juga diminta untuk memanfaatkan secara optimal Fintech Data Center (FDC) guna melakukan monitoring terhadap profil borrower.

“Melihat situasi ini, AFPI mendorong seluruh anggotanya untuk dapat terintegrasi dengan FDC secara live. Dengan demikian nantinya dapat memanfaatkan fungsi FDC untuk melihat track record pinjaman borrower baik dari sisi kedisiplinan pembayaran, catatan keterlambatan pembayaran dan untuk melihat terdapat berapa pinjaman di platform fintech. Ini bertujuan untuk mencegah over indebtness borrower,” tambahnya.

Baca Juga: Perkuat industri fintech, Aftech kolaborasi dengan Asean Financial Inovation Network

Co-Founder & CEO Modalku Reynlod Wijaya mengatakan, untuk menjaga bisnisnya Modalku akan melakukan seleksi yang lebih komprehensif terhadap calon peminjam maupun UMKM yang telah menjadi peminjam di Modalku. Tak hanya itu, Reynold menegaskan pihaknya juga mengambil tindakan terhadap perubahan kondisi ekonomi makro dengan menyesuaikan limit maupun tenor.

Reynold bilang, pihaknya juga telah menerapkan beberapa strategi untuk memantau dan mengelola risiko portofolio. Dia menyebutkan, Modalku menerapkan prinsip responsible lending sebagai langkah mitigasi risiko untuk antisipasi penyebar luasan dampak virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×