kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AFPI revisi target penyaluran pinjaman P2P lending jadi Rp 60 triliun sepanjang 2020


Rabu, 07 Oktober 2020 / 14:08 WIB
AFPI revisi target penyaluran pinjaman P2P lending jadi Rp 60 triliun sepanjang 2020
ILUSTRASI. Peer to Peer (P2P) Landing. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) merevisi proyeksi penyaluran pinjaman peer to peer (P2P) lending. Revisi ini lantaran tekanan Covid-19 telah membuat gangguan pada perekonomian nasional.

Ketua Harian AFPI Kuseryansyah menyatakan pada 2017 hingga 2018 jumlah pinjaman yang disalurkan fintech P2P lending mengalami kenaikan signifikan sebesar 567% dari Rp 3 triliun menjadi Rp 20 triliun. Sedangkan pada 2019 meningkat 205% menjadi Rp 61 triliun.

Oleh sebab itu, pada tahun lalu asosiasi memprediksi, jumlah dana yang akan disalurkan pada 2020 meningkat 42% menjadi Rp 86 triliun. Sehingga total penyaluran fintech P2P lending bisa mengambil pangsa pasar gap pembiayaan di Indonesia senilai Rp 458 triliun.

Baca Juga: Marak penyalahgunaan data pribadi, OJK bakal perbaiki aturan main fintech P2P lending

“Dengan adanya pandemi Covid-19, kami memprediksi, jumlah dana yang akan disalurkan P2P lending pada 2020 menurun 30% dari estimasi yang kami prediksi sebelumnya. Dari Rp 86 triliun menjadi Rp 60 triliun,” ujar Kus dalam diskusi virtual pada Rabu (7/10).

Lanjut Ia, asosiasi teus mendorong semua penyelenggara fintech P2P lending untuk menjaga stabilitas kualitas pinjaman. Meskipun ada tren peningkatan pinjaman yang bermasalah.

AFPI meminta penyelenggara untuk meningkatkan optimalisasi fintech data center sebagai bentuk mitigasi risiko pembiayaan yang berlebih kepada peminjam. Juga menjaga segmen pasar yang masih stabil.

Kus yakin proyeksi penyaluran P2P lending yang telah direvisi ini bisa tercapai. Lantaran industri telah menyalurkan pinjaman yang cukup besar pada kuartal pertama 2020 sebelum memasuki masa pandemi.

Baca Juga: Bersiap, OJK bakal perbarui aturan main fintech P2P lending

Kus menilai potensi fintech lending di Indonesia masih besar. Hal ini terlihat dari tingkat adopsi fintech Indonesia masih 34%. Selain itu, jumlah masyarakat produktif Indonesia begitu besar sebanyak 186 juta jiwa.

Selain itu, terdapat 46,6 juta pelaku UMKM belum memiliki akses kepada kredit. Juga terdapat 132 juta individu Indonesia yang belum memiliki akses kepada kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×