Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global, AIA Group Limited masih mampu mencetak pertumbuhan new business sebesar 23%. Yakni dari US$ 1.024 juta pada kuartal ketiga tahun lalu menjadi US$ 1.260 juta pada periode yang sama tahun ini.
Mark Tucker, Chief Executive and President AIA Group mengatakan, tahun ini merupakan tahun yang sangat kuat bagi AIA untuk dapat bertumbuh sebesar 23%. “Kinerja kuartalan ketiga (Juli – September 2014) yang tertinggi yang kami peroleh, yaitu US$ 468 juta,” ujarnya melalui siaran pers-nya, Rabu (22/10).
Menurut dia, kinerja kinclong AIA pada kuartal ketiga ini merupakan kelanjutan dari performa yang sangat baik pada paruh pertama tahun ini. Pencapaian ini sekaligus membuktikan fokus AIA untuk terus menghasilkan pertumbuhan yang menguntungkan.
AIA memiliki posisi strategis untuk memanfaatkan tren pertumbuhan jangka panjang di kawasan Asia Pasifik melalui kuantitas dan kualitas jalur distribusi maupun produk. Pertumbuhan disposable income (pendapatan yang siap dibelanjakan) yang substansial dan rendahnya tingkat kesejahteraan sosial, serta kepemilikan asuransi memacu penjualan produk di seluruh pasar AIA.
“Kami akan terus fokus pada strategi pengembangan kuantitas dan kualitas jalur distribusi agency dan bancassurance. Kami juga akan mengoptimalkan kekuatan finansial dan brand position AIA di seluruh wilayah untuk memenuhi kebutuhan proteksi, serta tujuan keuangan jangka panjang nasabah kami,” terang dia.
AIA Group Limited memiliki anak perusahaan yang beroperasi di 17 negara di Asia Pasifik, yaitu Hong Kong, Thailand, Singapura, Malaysia, China, Korea, Filipina, Australia, Indonesia, Taiwan, Vietnam, Selandia Baru, Macau, Brunei dan memiliki 97% saham anak usaha di Sri Lanka, 26% di India dan kantor perwakilan di Myanmar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News