Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT AIA Financial rangkul lima universitas terkemuka di Indonesia menjalin kerja sama dalam program penyiapan tenaga aktuaris siap pakai. Program bertajuk AIA Future Actuaries Program itu diberikan melalui penawaran beasiswa aktuaria untuk mahasiswa terpilih dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).
Adapun, mahasiswa yang diajak mempelajari aktuaria ini berasal dari lima universitas negeri, yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Institut Pertanian Bogor, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
“Aktuaris memainkan peranan penting dalam memastikan kesehatan dan solvabilitas bisnis asuransi melalui pengembangan produk dan analisis keuangan,” ujar Rudi Kamdani, Direktur AIA Financial usai penandatanganan program kerja sama, Senin (9/6).
Seperti diketahui, saat ini terdapat tantangan di industri asuransi Tanah Air lantaran kurangnya tenaga aktuaris dalam menjalankan profesinya. Tengok saja, posisi saat ini baru sekitar 330 aktuaris. Padahal, kebutuhan industri mencapai 1.800 aktuaris.
Untuk tahap awal, sambung Rudi, pihaknya mengucurkan dana beasiswa aktuaria sebesar Rp 5 miliar selama empat semester. Dana itu untuk membiayai program beasiswa untuk dua kategori, mahasiswa baru dan mahasiswa yang sedang menjalani semester 5 dan 7.
Para penerima beasiswa dalam masa studi juga akan mendapatkan kesempatan mengambil modul yang telah disiapkan oleh Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) sebagai bekal untuk meniti karir di industri asuransi.
Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan, yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, jumlah aktuaris yang ada di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan industri asuransi. “Kolaborasi AIA dengan lembaga akademi akan mengurangi kesenjangan jumlah aktuaris,” terang dia.
Sesuai dengan komitmen OJK, Firdaus menambahkan, pihaknya sudah mencanangkan program peningkatan jumlah aktuaris sebanyak 1.000 dalam beberapa tahun ke depan. Karenanya, ia merasa perlu mendorong perusahaan asuransi lainnya untuk mendongkrak pengembangan tenaga aktuaris.
Hendrisman Rahim, Ketua Dewan Asuransi Indonesia sekaligus Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia mengungkapkan, saat ini, tenaga aktuaris yang aktif menggeluti bidang asuransi hanya 140 orang. Jumlah ini sangat minim. “Kami harap, program beasiswa seperti AIA menjadi program jangka panjang untuk mengatasi kelangkaan tenaga aktuaris,” imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News