Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pengelola statuter Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJBB) menyebut perusahaan ini akan berbisnis normal lagi. Hal tersebut sejalan dengan proses restrukturisasi yang sedang berjalan.
Anggota Pengelola Statuter AJBB Yusman mengatakan, posisi aset dan kewajiban AJBB bisa berada dalam posisi yang seimbang. "Kira-kira bisa dalam waktu 10 sampai 15 tahun ke depan," kata dia, Minggu (12/2).
Bila berhasil mencapai posisi seimbang, Yusman yakin AJBB bisa beroperasi seperti sediakala sebelum diambil-alih pengelola statuter. Misalnya dengan menerbitkan polis-polis baru.
Saat proses restrukturisasi berjalan, kata Yusman, besaran kewajiban (liabilitas) yang ditanggung AJBB secara perlahan akan menciut. Penurunan kewajiban ini berasal dari penerimaan premi lanjutan, pelepasan aset hingga profit sharing yang didapat dari hasil keuntungan PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB).
Di sisi aset ada kemungkinan menurun. Namun besarannya lebih kecil ketimbang penurunan kewajiban. Sayang Yusman belum bisa menyebutkan, potensi besaran aset dan kewajiban AJBB dalam 10-15 tahun ke depan.
Bahkan bila pendapatan masuk ke kantong AJBB bisa lebih progresif, seperti profit sharing keuntungan AJB. Maka keseimbangan antara aset dan kewajiban AJBB bisa lebih cepat tercapai. Ketimpangan antara aset dan kewajiban yang dimiliki AJBB memang menjadi alasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membentuk tim pengelola statuter. Aset AJBB disebut Rp 15 triliun sedangkan liabilitasnya mencapai Rp 30 triliun.
Dalam proses restrukturisasi, AJBB mendirikan sejumlah perusahaan baru untuk merapikan bisnis. Setelah menyapih unit usaha syariah (UUS) dengan membentuk PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera, kini AJBB meresmikan AJB. Mulai Senin (13/2), AJB akan meneruskan bisnis asuransi jiwa konvensional AJBB dengan mencari pemegang polis baru di pasaran.
Meski berstatus pemain baru, Direktur Utama AJB Albertus Wiroyo Karsono optimistis, perusahaan ini bisa merangsek masuk jajaran papan atas. Salah satunya didukung jaringan dan sumber daya manusia dari AJBB.
Apalagi dari AJBB, AJB mendapat 25 kantor wilayah dan 365 cabang yang tersebar di Indonesia. Ditambah memindahkan 1.000 karyawan dan 25.000 agen eks AJBB ke dalam struktur AJB. "Dalam tiga-lima tahun ke depan kami targetkan masuk 10 besar asuransi jiwa terbesar di Indonesia," ujar Albertus.
Dalam beberapa tahun ke depan AJB harus tumbuh lebih tinggi ketimbang rata-rata industri. Upaya ini bakal terbantu dengan rencana suntikan modal baru Rp 2 triliun yang bakal direalisasikan akhir Maret.
Albertus menyebut, pihaknya masih akan fokus ke segmen pasar asuransi tradisional khususnya untuk kelas menengah ke bawah hingga jalur pemasaran keagenan. Tapi ke depan, perluasan pasar bakal dilakukan AJB.
Misalnya merilis lebih banyak produk unitlink yang diminati pasar. Selain itu AJB juga akan lebih memaksimalkan potensi pasar dari kanal pemasaran bancassurance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News