kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akan disuntik modal tahun depan, begini peta bisnis Bank Royal milik BCA


Kamis, 28 November 2019 / 19:53 WIB
Akan disuntik modal tahun depan, begini peta bisnis Bank Royal milik BCA
ILUSTRASI. Petugas melayani pengunjung yang berkonsultasi soal e-commerce di pameran BCA Expoversary ICE BSD Tangerang Selatan, Jumat (22/2). Dalam rangka memperingati HUT ke 62 Bank Central Asia (BCA) menyelenggarakan BCA Exposervary sebagai wadah one stop service


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Central Asia Tbk (BCA) makin serius menggarap segmen bisnis digital. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, pihaknya kini sudah memiliki peta bisnis alias road map untuk anak usaha barunya yaitu PT Bank Royal Indonesia.

Menurutnya, saat ini pihaknya baru saja menyelesaikan administrasi mengenai kepemilikan bank royal. Jahja menjelaskan, tahun depan BCA sebagai induk akan mulai mempersiapkan rencana bisnis bank (RBB) untuk Bank Royal. "Kami mungkin akan masuk ke market yang bank besar belum serap," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (28/11).

Baca Juga: Dua bank ini sudah siapkan dana jumbo untuk pengembangan digital

Salah satu contoh bisnis yang kemungkinan digarap, antara lain menggandeng dealer mobil bekas. Sebab, menurut analisa BCA saat ini terdapat sekitar 3.000 dealer yang cukup aktif di Indonesia. Nah, dari jumlah tersebut, BCA sendiri baru menggarap sekitar 500 dealer.

"Artinya kan masih ada 2.500 lagi, dengan digital mungkin itu bisa dikerjakan dari sisi jaminannya, dan untuk kredit jangka pendek," sambungnya.

Bank bersandi emiten BBCA ini menegaskan bahwa Bank Royal bakal lebih diarahkan untuk masuk ke bisnis kredit. Pasalnya, untuk bisnis pembayaran atau payment, BCA dinilai sudah memiliki penetrasi pasar dan tingkat kepercayaan nasabah yang cukup tinggi.

Baca Juga: Meski membantu, bankir nilai relaksasi LTV tak cukup untuk dorong kredit

Jahja juga tak menampik bahwa melalui Bank Royal, BCA grup akan merambah ke bisnis teknologi finansial (Tekfin/Fintech) baik secara langsung maupun tidak langsung. Singkatnya, Bank Royal kelak akan melakukan kerjasama dengan fintech lewat pembiayaan dengan skema bisnis supply chain.

Di sisi lain, Bank Royal tetap akan melayani dan mengembangkan bisnis pembayaran. Hanya saja, dari segi bisnis, penyaluran kredit faktanya masih menjadi mesin utama pencetak laba di bank. Jauh lebih tinggi dibandingkan hanya mengandalkan pendapatan non bunga seperti fee based income (FBI).

Sementara itu, untuk memperkuat Bank Royal, BCA selaku pemegang saham pengendali juga akan melakukan suntikan modal. Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim berencana menginjeksi dana ke Bank Royal sebesar Rp 700 miliar di tahun 2020. Pun, hal tersebut diakuinya sudah menjadi fokus RBB BCA di tahun depan.

Baca Juga: Bank swasta BUKU IV kompak pasang target pertumbuhan kredit satu digit di 2020

Lebih lanjut, penambahan modal tersebut bertujuan untuk membawa Bank Royal ke dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II dengan modal inti sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun.

Saat ini, modal inti Bank Royal masih sekitar Rp 300 miliar pasca diakuisisi oleh BCA, yang secara resmi tercatat per 5 November 2019. BCA sendiri memiliki 99,99% saham Bank Royal dan PT BCA Finance 0,01% dari total saham.

"Sekarang nilai bukunya di Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar. Kami akan tambah modal untuk bisa masuk ke BUKU II," jelas Vera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×