Reporter: Roy Franedya | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Bank Mandiri dan Bank Central Asia (BCA) mengklaim, rencana penyatuan jaringan (interkoneksi) ATM kedua bank tidak akan mengganggu bisnis mereka, terutama dalam soal loyalitas nasabah.
Seperti Kontan ungkap, BCA yang memiliki jaringan ATM Prima akan meneken nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan empat bank anggota Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) yang mengoperasikan ATM LINK. Sementara Mandiri akan meneken kesepakatan dengan ATM Prima.
Rencana bisnis ini jelas menguntungkan nasabah, yakni bisa melakukan transaksi apa pun di ATM mana pun. Selama ini, kedua nasabah bank tersebut acapkali kesulitan bertransaksi satu sama lain.
Tapi muncul kekhawatiran, kedua bank kehilangan customer based. Nasabah Mandiri atau BCA bisa berkurang karena tidak perlu memiliki dua rekening untuk bisa bertransaksi dengan salah satu bank. Saat ini, customer based BCA mencapai 9 juta nasabah. Sedangkan Bank Mandiri lebih dari 10 juta nasabah.
Direktur Ritel Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sudah menyiapkan strategi khusus demi mempertahankan nasabah. Namun, ia belum bersedia memaparkan. "Yang jelas banyak nasabah Mandiri yang juga nasabah BCA. Mereka bisa pindah dari Mandiri ke BCA atau sebaliknya," ujarnya, Senin (10/10).
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja bilang, pihaknya tidak menerapkan strategi khusus untuk mempertahankan nasabah. Menurutnya, nasabah tidak akan pindah hanya karena masalah ATM. "Nasabah Mandiri juga bisa pindah ke BCA," ujarnya.
Pengamat perbankan Aviliani mengatakan, kebijakan membuka jaringan tersebut memang akan berpotensi membuat customer based salah satu bank berkurang.
Menurut Aviliani, yang juga Komisaris Independen Bank Rakyat Indonesia (BRI), strategi kedua bank adalah meningkatkan layanan ke nasabah. "Bank yang memiliki layanan terbaik bakal dipilih nasabah," ujar Aviliani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News