Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Tahun kambing kayu sepertinya tahun penuh berkah bagi PT Bank OCBC NISP Tbk. Bagaimana tidak? Penyaluran kredit perseroan bertumbuh di atas rerata industri, yakni mencapai 23% menjadi Rp 82 triliun hingga kuartal ketiga tahun ini.
Salah satu lini bisnis yang berkontribusi positif terhadap kinerja perseroan adalah kredit pemilikan rumah alias KPR. Setelah nyaris mandek di sepanjang tahun lalu, akhirnya lini bisnis KPR perseroan mencetak pertumbuhan berkisar 5% pada kuartal ketiga ini.
Angka ini juga masih lebih baik ketimbang pertumbuhan penyaluran KPR oleh bank umum yang tidak sampai 4%. “Pencairan KPR kami sampai Oktober tembus Rp 2 triliun. Bookingnya sendiri naik 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Veronika Susanti, Division Head Secured Loan OCBC NISP, Rabu (25/11).
Menurut dia, pertumbuhan ditopang oleh perbaikan pada sejumlah proses, seperti mengkaji ulang kebijakan terkait proses dan kecepatan. Tidak cuma itu, perseroan juga menawarkan gimmick, antara lain bunga 9% fix mulai dari satu tahun sampai 10 tahun.
Yang tak kalah menarik, lanjut Veronika, tenor KPR yang disediakan perseroannya mencapai 25 tahun. Hal ini dikarenakan tidak sedikit debitur KPR perseroan yang berusia muda atau di bawah 30 tahun untuk pembelian rumah pertama.
Diharapkan, penawaran menarik perseroan ini akan mendorong pertumbuhan penyaluran KPR yang saat ini pasarnya memang sedang lesu. Harap maklum, selain karena aturan Loan to Value (LTV) bertingkat bagi pembeli rumah kedua dan seterusnya, pembiayaan KPR oleh bank juga bersaing dengan metode tunai bertahap yang ditawarkan pengembang.
Saat ini, porsi kredit KPR perseroan mendominasi lini kredit konsumer OCBC NISP. Dari total kredit Rp 82 triliun, di antaranya 14% sumbangsih kredit konsumer, yakni KPR, kartu kredit dan kredit tanpa agunan. Hitung punya hitung, itu berarti berkisar Rp 12 triliun mengalir ke kredit konsumer.
“KPR sendiri porsinya 70% terhadap kredit konsumer perseroan. Di antaranya, 90% mengalir untuk kredit landed house dan 10% untuk kredit pemilikan apartemen (KPA). Kami baru main di KPA, kami ingin melengkapi kebutuhan nasabah dan menyediakan KPA sementara ini di kota-kota besar saja,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News