CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Akibat Covid-19, laba Bank Permata tergerus hingga 99%


Jumat, 08 Mei 2020 / 20:08 WIB
Akibat Covid-19, laba Bank Permata tergerus hingga 99%
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang di kantor layanan bank Permata Jakarta, Senin (6/3). Akibat Covid-19, laba Bank Permata tergerus hingga 99%. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/06/03/2017


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 bikin laba bersih PT Bank Permata Tbk (BNLI) terpangkas dalam. Sepanjang kuartal I-2020, perseroan cuma meraih laba bersih Rp 1,73 miliar, merosot sedalam 99,53% (yoy) dibandingkan laba kuartal I-2019 senilai Rp 377,36 miliar.

Dalam keterangan resminya, perseroan bilang faktor utama tergerusnya laba bersih akibat meningkatnya pencadangan perseroan seiring risiko kredit yang terkerek tinggi akibat pandemi Covid-19. Meningkatnya pencadangan juga akibat implementasi pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) 71.

Baca Juga: Penyaluran KPR FLPP di sejumlah bank masih cukup tinggi di tengah pandemi corona

“Pandemi COVID-19 telah menyebabkan volatilitas beberapa indikator perekonomian makro, sehingga berdampak pada peningkatan rasio kemungkinan terjadi gagal bayar di masa yang akan datang dan peningkatan cadangan kerugian secara umum, tulis perseroan, Jumat (8/5).

Per Maret 2020, perseroan tercatat telah membentuk pencadangan kredit senilai Rp 5,18 triliun dengan pertumbuhan 30,94% (ytd) dibandingkan akhir tahun lalu senilai Rp 3,95 triliun. Sementara rasio pencadangan juga meningkat dari 133% pada akhir tahun lalu menjadi 152% pada kuartal I-2020.

Selain itu, diakui perseroan kebijkan penurunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan dari 25% menjadi 22% juga jadi penyebab. Akibat kebijakan yang berlaku mulai 31 MAret 2020 tersebut, beban pajak tangguhan meningkat Rp 216 miliar.

“Dengan mengecualikan dampak COVID-19 terhadap peningkatan cadangan kerugian penurunan nilai dan dampak penurunan tarif pajak penghasilan badan terhadap penurunan nilai aset pajak tangguhan, laba bersih perseroan setelah normalisasi mengalami sedikit peningkatan dari Rp 377 miliar menjadi Rp 378 miliar,” kalkulasi perseroan.

Baca Juga: Karena corona, OCBC NISP bakal pangkas target kredit

Sementara itu, kinerja perseroan sejatinya tak buruk-buruk amat. Pendapatan operasional tumbuh 15,5% (yoy) senilai Rp 2,1 triliun. Pertumbuhan ini utamanya ditopang dari pendapatan bunga bersih 15,97% (yoy) senilai Rp 1,53 triliun seiring pertumbuhan kredit yang cenderung moderat sebesar 5,7% (yoy) senilai Rp 106,10 triliun.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×